BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah
satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif
terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan dan pemerataan
pembangunan, khususnya dibidang tekstil. Disisi lain kegiatan industri tekstil
dalam proses produksinya selalu disertai ketidaktahuan para masyarakat tentang
barang berkualitas yang dipakai oleh mereka sendiri.
Setiap industri tekstil yang ada pasti mempunyai ciri
khas tentang bagus atau tidaknya barang tekstil tersebut, sehingga dalam
pembuatan pakaian dari bahan kain yang di desain secara teratur dan mempunyai
teknik tersendiri dan khas produksi tersebut sehingga para industri tekstil di
Indonesia khususnya mempunyai ciri kualitas yang berbeda-beda dalam hal kualitas
pakaian tersebut. Dalam hal ini mungkin kita harus memilih suatu pakaian atau
barang tekstil yang lain yang digunakan kita sehari-hari harus lebih bagus
sehingga dalam pemakaiannya pun lebih nyaman dan cocok buat kita pakai
sehari-hari dan mempunyai daya nyaman yang tinggi.
Mengingat kegiatan sektor industri tidak terlepas
dengan penggunaan teknologi maju yang dapat produksi tekstil lebih mudah dibuat
dan nyaman dipakai sehingga tidak merugikan konsumen Selain itu masih banyak
perusahaan yang belum melaksanakan ketentuan-ketentuan yang mengarah
kepencegahan tentang barang tekstil yang ilegal yang tidak ada hak pabrimyang
sah sehingga dalam hal tersebut lebih kepada pemerintah yang harus lebih
mengetatkan tantang hak dan kewajiban para industri tekstil yang harus
mempunyai hak cipta yang kuat sehingga tidak ditiru oleh para peniru-peniru
ilegal yang banyak berkeliaran. Dari
pihak pekerja itu sendiri disamping pengertian dan pengetahuan masih terbatas,
ada sebagian dari mereka masih segan menggunakan alat produksi atau mematuhi
aturan yang ilegal. Oleh karena itu masalah keselamatan perindustrian tekstil
di Indonesia tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri tetapi harus dilakukan
secara terpadu yang melibatkan berbagai pihak baik pemerintah, perusahaan, tenaga
kerja serta organisasi lainnya (Perguruan Tinggi).
B.
Tujuan
1. Untuk mengetahui para pembaca
tentang bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan kain.
2. Untuk mengetahui pembaca cara
pembuatan kain yang berkualitas.
3. Untuk mengetahui para pembaca
tentang menariknya industri tekstil.
BAB II
PEMBUATAN BENANG DARI BAHAN SERAT
A.
Serat
Serat adalah suatu jenis bahan berupa
potongan-potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang
yang utuh. Contoh serat yang paling sering dijumpai adalah serat pada kain. Material
ini sangat penting dalam ilmu Biologi baik hewan maupun tumbuhan sebagai
pengikat dalam tubuh. Manusia
menggunakan serat dalam banyak hal: untuk membuat tali, kain, atau kertas. Serat dapat
digolongkan menjadi dua jenis yaitu serat alami dan serat sintetis (serat
buatan manusia). Serat sintetis dapat diproduksi secara
murah dalam jumlah yang besar. Namun demikian, serat alami memiliki berbagai
kelebihan khususnya dalam hal kenyamanan.
1.
Serat alami
Serat
alami meliputi serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan
proses geologis. Serat
jenis ini bersifat dapat mengalami pelapukan. Serat alami dapat digolongkan ke
dalam:
- Serat tumbuhan/serat pangan; biasanya tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan kadang-kadang mengandung pula lignin. Contoh dari serat jenis ini yaitu katun dan kain ramie. Serat tumbuhan digunakan sebagai bahan pembuat kertas dan tekstil. Serat tumbuhan juga penting bagi nutrisi manusia.
- Serat kayu, berasal dari tumbuhan berkayu.
- Serat hewan, umumnya tersusun atas protein tertentu. Contoh dari serat hewan yang dimanfaatkan oleh manusia adalah serat laba-laba (sutra) dan bulu domba (wol).
- Serat mineral, umumnya dibuat dari asbestos. Saat ini asbestos adalah satu-satunya mineral yang secara alami terdapat dalam bentuk serat panjang.
2.
Serat sintetis
Serat
sintetis atau serat buatan manusia umumnya berasal dari
bahan PETROKIMIA. Namun demikian, ada pula serat sintetis yang dibuat
dari selulosa alami seperti rayon.
Yang dimaksud PETROKIMIA adalah bahan kimia apapun
yang diperoleh dari bahan bakar fosil. Ini
termasuk bahan bakar fosil yang telah dipurifikasi seperti metana, propana, butana, bensin, minyak tanah, bahan bakar diesel, bahan bakar pesawat, dan juga
termasuk berbagai bahan kimia untuk pertanian seperti pestisida, herbisida, dan pupuk, serta
bahan-bahan seperti plastik, aspal, dan serat buatan.
3.
Serat mineral
4.
Serat polimer
- Serat polimer adalah bagian dari serat sintetis. Serat jenis ini dibuat melalui proses kimia. Bahan yang umum digunakan untuk membuat serat polimer:
- polyamida nilon,
- PET atau PBT poliester, digunakan untuk membuat botol plastik,
- fenol-formaldehid (PF)
- serat polivinyl alkohol (PVOH)
- serat polivinyl khlorida (PVC)
- poliolefin (PP dan PE)
- polyethylene (PE),
- Elastomer, digunakan untuk membuat spandex,
- poliuretan.
B.
PERKEMANGAN
BAHAN DAN ALAT PRODUKSI
1.
Perkembangan
Bahan
Perkembangan
bahan selama ini mungkin yang sangat dibutuhkan dalam pemuatan benang sangatlah
dibutuhkan sekali terutama serat-serat alami yang dijadikan awal sebuah
pembuatan benang.
Mungkin
dalam pembuatan suatu kain yang merupakan kebutuhan kita sehari-hari dalam
berpakaian mungkin ini adalah hal yang paling kita butuhkan sehingga bahan yang
diproduksi pun harus lebih berkualitas dan terasa nyaman oleh sang pengguna
pakaian tersebut. Dalam perkembangan bahan kain mungkin saat ini masih
terbilang bisa saja, karena bahan yang digunakan hanyalah benang yang merupakan
bahan-bahan berkualitas biasa saja. Tetapi dilihat dari produksinya mungkin
bisa dibilang berkualitas tinggi karena alat produksi yang digunakan sekarang
adalah alat-alat produksi yang berkualitas modern.
2.
Alat
Produksi
1.
Blowing
Merupakan proses pertama dalam
pembuatan benang. Di area blowing, mesin Blendomat bekerja secara otomatis
membuka dan mengambil gumpalan serat kapas dari 25 hingga 30 bale bahan baku.
Untuk pembuatan benag TR, pada proses ini juga terjadi
pencampuran antara serat polyester dengan serat rayon dan terjadi pembersihan/
pemisahan serat dengan kotoran yang ada diserat. Blendomat akan menghasilkan
pencampuran serat yang rata. Setelah itu serat-serat yang telah tercampur
menuju ruang carding.
2.
Carding
Dari ruang blowing, gumpalan serat yang telah dibuika,
diubah menjadi bentuk memanjang disebut sliver carding. Dan untuk pertama
kalinya terjadi pelurusan, peregangan serta, serta terjadi pemisahan serta
pendek dengan serat panjang. Tujuan pemisahan tersebut untuk menjaga ahar kekuatan
benang sesuai dengan yang diharapkan. mesin carding ini mampu menghasilkan
kualitas sliver yang baik dengan nep yang rendah, kapasitas produksinya
mencapai 65 kg/jam.
Sliver yang telah melewati proses carding tersusun
rapi dan can yang secara otomatis pula berganti setelah can penuh. Selanjutnya
sliver carding menuju mesin drawing breaker.
3.
Drawing
Breaker
Dari proses
carding, sliver carding diubah menjadi sliver drawing breaker, dimana terjadi
proses peregangan dan pen-sejajaran serta. Besarnya perbandingan antara serat
dengan panjang sliver drawing breaker ini akan berpengaruh pada nomor benang
yang dihasilkan. Mesin drawing breaker ini dilengkapi dengan auto leveler yang
mampu menghasilkan sliver dengan tingkat kerataan yang baik untuk selanjutnya
dibawa ke mesin drawing finisher.
4.
Drawing
Finisher
Fungsi
proses ini sama dengan fungsi pada drawing breaker. Hasil dari mesin drawing
finisher ini disebut sliver drawing finisher, serat-serat yang ada didalamnya
lebih lurus serta sudah terpisah antara serat pendek dan serta panjang. Sama
seperti drwing breaker, drawing finisher juga mempunyai auto leveler yang dapat
menghasilkan sliver dengan tingkat kerataan baik. Selanjutnya sliver menuju ke
mesing roving.
5.
Roving
Setelah melewati proses drawing
finisher, bentuk sliver diubah menjadi memanjang dan lebih kecil, dinamakan
roving yang kemudian digulung dalam bobbin roving. Roving serat akan mengalami
pen-sejajaran dan peregangan kembali. Adapun besarnya perbandingan antara berat
dan panjang roving akan berpengaruh pada nomor benang yang akan dihasilkan.
Selanjutnya bobbin roving dibawa menuju ke mesin ring spinning.
6.
Ring
Spinning/ Ring Frame
Untuk
menjadi benang, roving mengalami proses peregangan, pemberian antihan/ twist dan
penggulungan. Benang yang dihasilkan ini digulung pada cop yang dibedakan
warnanya. Hal ini dimaksudkan agar tiap jenis nomor benang dapat dibedakan
pula, sehingga terhindar dari kekeliruan pada proses selanjutnya.
Mesin ring spinning memiliki kapasitas 1008 spindle,
dilengkapi dengan automatic droffing yang sudah maksimal gulungannya. Kecepatan
penggulungan mesin ini mencapai 15.000-17.000 rotation per minute. Mesin ring
spinning dapat menghasilkan kualitas benang yang baik untuk proses knitting
(rajut) maupun weaving (tenun). Untuk menghindari berhentinya mesin dalam waktu
yang cukup lama, pada mesin ini biasanya ada beberapa petugas yang khusus
ditugaskan mengambil hasil proses atau droffing.
7.
Winding
Mesin ini
digunakan untuk memindahkan gulungan bebang dari cop ke cone sekaligus
menghilangkan bagian-bagian benang yang terlalau tebal maupun yang terlalu
tipis dalam panjang/berat tertentu dalam cone atau kelos. Cone bisa berupa
paper cone atau plastic cone untuk kemudian siap di packing atau masuk ke
proses selanjutnya.
Mesin winding ini dilengkapi dengan yarn clearer uster
quantum dan loefpe yang dapat menghasilkan benang dengan kualitas terbaik untuk
proses rajut atau tenun.
8.
Doubling
Setelah
proses winding selesai, benang memasuki proses doubling. Doubling berfungsi
untuk merangkap benang, disini benang single diubah menjadi benang double dan
gulungannya dipindah ke bobbin silinder dengan ukuran yang telah ditentukan.
Mesin doubling juga dilengkapi dengan yarn clearer yang berfungsi agar tidak
terjadi penyimpangan dari jumlah benang yang harus di doubling dan secara
otomatis pula berhenti jika benang yang sudah di rangkap kurang dari dua atau
lebih.
9.
TFO (Two for
One Twister)
Di area TFO,
benang dari mesin doubling diberi antihan/ twist, gulungannya dipindahkan
kembali ke cone. Mesin TFO dapat menghasilkan produksi dengan varian twist yang
rendah serta ditunjang dengan double winder yang dilengkapi dengan yarn clearer
untuk menunjang kualitas produksi yang baik, yang fungsinya agar tidak terjadi
penyimpangan dari jumlah benag yang harus di doubling. Benang yang dihasilkan
bisa menggunakan paper cone atau plastic cone untuk kemudian siap packing.
10. Packing
Setelah seluruh proses selesai, benang dibawa menuju
ruang ultra violet, quality control memeriksa kesempurnaan gulungan benang,
selanjutnya benang siap dipacking. Benang di kemas kedalam karung atau dus baik
benang single yang dihasilkan dari mesin winding atau benang double yang
dihasilkan dari mesin TFO. Pada proses
ini, benang harus benar-benar dipisahkan menurut jenis nomornya agar terhindar
dari komplain pihak konsumen.
BAB III
JENIS KAIN DAN CARA PEMBUATAN KAIN
A. JENIS SERAT DALAM PEMBUATAN KAIN
Kain adalah
bahan dari subuah pakaian yang di pakai kita sehari-hari dan kain sangat
diperlukan oleh kita sebagai sarana busana. Pada
umumnya Kain adalah bahan baku utama membuat pakaian. Pemilihan
jenis kain yang cocok dan sesuai dengan model dan kenyamanan si pemakai adalah
bagian terpenting sebelum membuat pakaian. Untuk kita orang awam, ada baiknya
kita mengetahui ada berapa banyak sih jenis - jenis kain yang sering kita
jumpai. Berikut ulasan yang dapat saya kumpulkan dari berbagai media sumber
informasi.
Kain/
tekstil sintetik, seperti nilon dan polyester, diproduksi secara menyeluruh
dari bahan kimia. Tekstil alam, seperti kapas, sutra dan wol tebuat dari serat
tanaman atau hewan. Tekstil sintetik sangat bermanfaat karena memiliki sifat
yang berbeda dan lebih maju dibanding bahan alami. Jas hujan plastik contohnya,
adalah tahan air.
1.
Serat Linen
Serat yang
pertama kali digunakan manusia adalah serat dari sejenis alang-alang, yaitu
Linum usitatissimum. Kain yang dihasikan dikenal dengan nama linen.
Pembudidayaannya dimulai pada periode Neolitikum(5000-1000 SM). Kain linen
mempunyai sifat agak tebal dan kaku, dengan permukaan yang halus dan sangat
kuat. Oleh karna itu, kain ini sering digunakan sebagai taplak meja, serbet,
tirai, dan sebagainya.
2.
Serat wol
Serat wol
yang terbuat dari bulu domba ini, mulai dikenal pada jaman Perunggu
(2500-1000SM). Kain yang dihasilkan dapat memberikan kehangatan bagi pemakai,
khususnya di daerah dingin. Mengapa? Hal ini karena serat wol memiliki
kelenturan yang tinggi. Daya regangnya dapat mencapai 35% dari panjang semula.
Seratnya bersisik dan keriting. Untuk mendapatkan jenis serat yang memiliki
keunggulan khusus, peternak mengawinsilangkan beberapa jenis domba untuk
memperoleh serat seperti yang diharapkan. Hasil kawin silang domba Tarantin
(Spanyol) dengan Laodisia (Asia Kecil) menurunkan nenek moyang domba Merino
yang memiliki bulu yang halus. Selain domba, bulu juga diambil dari hewan
lainnya seperti kambing dan kelinci Angora, unta Bactrian dari Asia, serta bulu
Llama dari Amerika Latin.
3.
Serat Kapas
Serat yang
paling populer di dunia, yaitu serat kapas yang sering disebut katun. Daya
serapnya yang tinggi membuat nyaman bila digunakan sebagai pakaian. Sifat yang
dimilikinya cocok dengan iklim tropis. Kekurangannya adalah kain ini mudah
sekali kusut dan susut pada pencucian pertama. Serat kapas berasal dari tanaman
Gossypium, sejenis belukan dengan tinggi antara 120-180cm. Awalnya serat ini
ditemukan di India kemudian menyebar ke daerah lain.
4.
Serat Sutra
Sutera tidak
berasal dari bulu atau bagian tanaman melainkan dari air liur ulat sutera. Ulat
ini adalah sejenis larva dari ngengat sutera Bombyx mori dari keluarga
Lepidopter. Sebelum membentuk kepompong, ulat memakan daun murbei, Morus alba, L.
Kepompong ulat sutera terbuat dari cairan yang keluar dari mulutnya. Seluruh tubuh ulat akan terbungkus dalam jaringan lilitan air liur. Lilitan ini akan mengeras dan bila diurai menjadi serat panjang dan halus. Diantara yang lain serat ini merupakan serat terpanjang karena air liur ulat tidak akan terputus sebelum seluruh kepompong terbentuk.
Kepompong ulat sutera terbuat dari cairan yang keluar dari mulutnya. Seluruh tubuh ulat akan terbungkus dalam jaringan lilitan air liur. Lilitan ini akan mengeras dan bila diurai menjadi serat panjang dan halus. Diantara yang lain serat ini merupakan serat terpanjang karena air liur ulat tidak akan terputus sebelum seluruh kepompong terbentuk.
Serat yang
memiliki kilau tak tertandingi ini berasal dari Tiongko dan sudah dikenal sejak
pemerintahan kaisar Huang-ti (2640SM). Istri kaisar Huang-ti lah yang pertama
kali menemukan serat sutera dan merancang alat tenun khusus untuk menenunnya.
Kemudian Bangsa Tiongkok terkenal dengan produksi kain sutera terbaik di dunia.
Sutera kemudian menjadi komoditi penting dalam perniagaan dunia, sehingga muncullah jaringan perjalanan sutera yang dikenal dengan nama Jalur Sutera(Silk Road). Mulanya pembuatan serat sutera dirahasiakan. Namun akhirnya bocor dan pembuatannya menyebar ke beberapa daerah lain termasuk Indonesia. Pada masa kerajaan Sriwijaya, tanaman Murbei sudah dibudidayakan. Setelah itu tanah Gayo merupakan daerah yang pernah menjadi penghasil sutera bermutu tinggi. Dewasa ini budidaya sutera terpusat di Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Sutera kemudian menjadi komoditi penting dalam perniagaan dunia, sehingga muncullah jaringan perjalanan sutera yang dikenal dengan nama Jalur Sutera(Silk Road). Mulanya pembuatan serat sutera dirahasiakan. Namun akhirnya bocor dan pembuatannya menyebar ke beberapa daerah lain termasuk Indonesia. Pada masa kerajaan Sriwijaya, tanaman Murbei sudah dibudidayakan. Setelah itu tanah Gayo merupakan daerah yang pernah menjadi penghasil sutera bermutu tinggi. Dewasa ini budidaya sutera terpusat di Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
5.
Polyester
Polyester
fiber, adalah serat sintetik yang terbuat dari hasil polimerisasi etilen glikol
dengan asam tereptalat melalui proses polimerisasi kondensasi. Hasil
polimerisasi berupa chip atapun polimer leleh, yang kemudian di lakukan proses
spinning untuk membentuk fiber. Pembentukan fiber dilakukan dengan temperatur
di atas titik leleh polyester, dengan bantuan gear pump yang menentukan ukuran
fiber yang keluar melalui spinneret. Spinneret disini akan menentukan cross
section atau bentuk dari fiber yang diinginkan, seperti bulat, segitiga, dan
lain-lain. Selanjutnya ribuan helai serat panjang ini disatukan dan ditarik
serta diletakkan di dalam can. Serat-serat dari bebarapa can kemudian ditarik
(draw) bersama sama sehingga didapatkan serat dengan ketebalan tertentu
biasanya dinyatakan dengan satuan denier. Pada proses peregangan ini diberikan
spin finish oil yang berfungsi mengurangi elektro statik yang terjadi pada saat
serat polyester diproses pada mesin mesin pemintalan berikutnya. Setelah
melalui proses peregangan selanjutnya masuk ke proses crimping. Kemudian serat
tadi dipotong potong menggunakan rotary cutter dengan panjang sesuai dengan
keperluan, misalnya 38 mm, 44 mm, 51 mm dan lain sebagainya. pada saat proses
pemotongan serat diberikan hembusan agar serat-serat yang telah terpotong
pendek-pendek dapat terurai satu sama lain. Serat yang telah selesai dipotong
dikemas pada mesin baling press dengan standar berat sekitar 350 kg per bal.
Selain kehalusan (denier) serat dan panjang serat, kilau (luster) juga
merupakan spesifikasi yang sangat penting, misalnya bright, semi dull atau
dull. Serat poliester merupakan bahan baku bagi pabrik pemintalan (spinning)
yang membuat benang pintal. Di pabrik pemintalan serat poliester biasanya
diproses untuk produk benang pintal poliester 100% atau cempuran dengan serat
alam atau serat sintetik lainnya. Misalnya poliester/katun, polyester/rayon,
polyester/rami, polyester/flax, polyester/acrilik dlsb.
Contoh Karakteristik serat poliester :
Kehalusan : 1.3 denier, Panjang : 38 mm, Kekuatan tarik : 6.6 gram/denier,
Mulur : 22%, Mengkerut : 6.3%, Krimp : 5.2 per Cm, Kandungan
oil : 0.15%, Kandungan air : 0.4%
Hal yang
penting untuk mendapatkan perhatian pada proses serat polyester di pabrik
pemintalan adalah timbulnya elektro statis pada saat serat mengalami gesekan,
baik antar serat dengan serat sendiri dan juga antara serat dengan metal atau
karet yang merupakan bagian mesin yang bergesekan langsung dengan serat yang
diproses. Elektro statik ini berdampak kepada ketidak-lancaran proses
pemintalan seperti terjadinya serat menggulung (lapping) pada rol-rol yang
berputar atau serat menyumbat (choking) pada corong atau terompet. Untuk
mengurangi gejala elektro statik ini biasanya ditempuh hal-hal sebagai
berikut : Pada serat diberikan anti statik atau spin finish oil,
mesin-mesin produksi dibumikan (grounding) dan mengatur suhu dan kandungan
kelembaban udara di ruangan pabrik, Misalnya suhu 30 derajat Celcius dan
kelembaban udara (relative humidity) 53% di ruangan Ring Spinning.
·
Kelebihan
dan kekurangan kain polyester
Dalam dunia
kain, dikenal dua jenis kain yang utama. Kedua jenis kain tersebut adalah kain
yang terbuat dari serat alami dan kain yang terbuat dari serat buatan atau
sintetis. Contoh kain yang terbuat dari serat alami adalah kain katun. Salah
satu contoh kain sintetis adalah kain polyester. Bahan
pembuat kain polyester adalah polyethylene
terepththalate (PET). Bahan ini adalah bahan yang juga digunakan
sebagai bahan pembuat botol minuman plastik. Dalam industri garmen, kain polyester umumnya
dimanfaatkan sebagai bahan baku pakaian dan perlengkapan rumah tangga, seperti
seprai, penutup tempat tidur, tirai, dan gordin.
Kain katun
mungkin memang terasa lebih alami daripada kain polyester.
Namun, kain polyester tidak
mudah kusut dan lebih cepat kering setelah dicuci. Selain itu, baju yang
terbuat dari kain polyester tidak
mudah susut maupun melar. Kain polyester tidak memerlukan penyetrikaan panas.
Karena terbuat dari serat sintetik, kain polyester kurang
mampu menyerap panas dan keringat saat dikenakan. Pakaian yang terbuat dari
kain ini lebih cocok dikenakan di daerah bersuhu dingin atau ruangan ber-AC.
Bagi Anda yang beraktivitas di luar maupun di dalam ruangan dengan suhu yang
panas, sangat tidak dianjurkan untuk mengenakan pakaian berbahan polyester.
Kelebihan
lain dari kain polyester adalah
ketahanannya terhadap pencucian kimia/ dry cleaning dan
pelarut organik. Kain ini juga lebih tahan terhadap jamur dan bakteri dibanding
kain katun. Untuk memanfaatkan kelebihan kain polyester serta
meminimalisir kekurangannya, serat kain polyester biasanya
dipintal bersama serat alami. Penggabungan kedua serat ini mampu menghasilkan
pakaian dengan sifat-sifat gabungan kedua serat. Namun, jika Anda memerlukan
pakaian berbahan seratus persen katun, sebaiknya telitilah dulu pakaian
tersebut sebelum membelinya. Cara membedakan pakaian berbahan katun atau
polyester sangatlah mudah. Anda cukup mengambil sehelai benang dari kain
tersebut kemudian bakarlah ujungnya. Asap pembakaran kain yang terbuat dari
katun berbau seperti kertas terbakar, sedangkan asap pembakaran kain polyester
berbau seperti plastik terbakar. Pilihlah selalu jenis kain yang sesuai dengan
kebutuhan Anda.
B.
JENIS BAHAN
BERDASARKAN PROSES PEMBUATANNYA
a. Woven/Weaving/Tenun
Kain yang di buat dari hasil penyilangan dua benang dengan cara di tenun/ dianyam. Sering disebut kain tenun. Bahan woven cirinya tidak dapat di tarik.
Kain yang di buat dari hasil penyilangan dua benang dengan cara di tenun/ dianyam. Sering disebut kain tenun. Bahan woven cirinya tidak dapat di tarik.
b. Knit/Rajut
Kain yang dibuat dari jeratan – jeratan benang / mengaitkan benang dengan benang , sering di sebut kain rajut. Cirinya kain ini dapat di tarik atau elastis. Contoh dari kain rajut : jersey, interlock, rib, single jersey, tricot dll.
Kain yang dibuat dari jeratan – jeratan benang / mengaitkan benang dengan benang , sering di sebut kain rajut. Cirinya kain ini dapat di tarik atau elastis. Contoh dari kain rajut : jersey, interlock, rib, single jersey, tricot dll.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi dalam suatu pembuatan seatu kain dapat kita
ketahui bahwa kain tersebut dapat dibuat berbagai macam cara dan juga terdapat
bahan-bahan yang merupakan bahan alami yang asli terbuat dari alam, rata-rata
bahan untuk pembuatan benang adalah serat yang sengaja ditanam bahan serat yang
akan dibuat menjadi benang. Untuk pembuatan suatu kain bahan yang dibuat awal
pembuatannya adalah dari benang. Benang pun dibuat sedemikian rupa dengan
alat-alat produksi yang modern sehingga dalam pembuatannya pun lebih cepat dan
mempunyai hasil yang maksimal sehingga hasil produksinya pun terbilang memang
besar. Jadi dalam pembuatan kain pun dapat dengan cepat dibuat. Pembuatan
kainpun pada masa kini dalam pembuatannya juga dengan menggunakan mesin baik
dari pembuatan dengan cara rajut dan tenun juga banyak yang menggunakan
mesin-mesin modern sehingga dalam pembuatannya lebih cepat dan berkualitas
tinggi. Sehingga pada masa modern ini bahan dan alat produksi tekstil sudah
menggunakan mesin-mesin modern. Maka itu begitu menariknya dan canggih dibidang
pertekstilan
Ditulis Oleh : hendrasetiawan45.blogspot.comTutrorial Css Template
Sobat sedang membaca artikel tentang TEKSTIL. Oleh Admin, Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini. Silakan di rubah dan sesuwekan sesuka selera sobat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Kritik dan Saran untuk blog ini agar lebih bermanfaat untuk kalian