Tanah
Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini membahas tanah sebagai benda
bentukan alam. Untuk tanah sebagai objek hukum, lihat artikel lahan.
Tanah (bahasa
Yunani: pedon; bahasa
Latin: solum) adalah bagian kerak
bumiyang
tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua
kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai
penopang akar. Struktur tanah yang
berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan
tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar
hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan
penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga
dapat tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu
lokasi dengan lokasi yang lain. Air danudara merupakan bagian dari
tanah.
Daftar isi
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik
yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini
membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau
disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon
menceritakan mengenai asal dan proses-prosesfisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh
tanah tersebut.
Hans Jenny (1899-1992), seorang
pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika
Serikat,
menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan
akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan
relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan
berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut
terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi
tanah.
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah
batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang
ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk
dari masa Pleistosen.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan
organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan
sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari
pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan
pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu
bara.
Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik)
hasildekomposisi berbagai bahan organik.
Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal
dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik
dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu
menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar
tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini
membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur
tanah demikian ditentukan oleh
komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran
didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan
komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Warna tanah merupakan ciri utama yang
paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam
kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah
dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai
akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna
hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi,
baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan
di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat
disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan
atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang
berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang
seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna
yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi[1].
Struktur tanah merupakan karakteristik
fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang
antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase
gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung
dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai
porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran
besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air.
Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori
dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan
lempung sehingga kekurangan makropori.
Pencemaran tanah terjadi akibat masuknya
benda asing (misalnya senyawa kimia buatan manusia) ke tanah dan mengubah
suasana/lingkungan asli tanah sehingga terjadi penurunan kualitas tanah.
Pencemaran dapat terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri
atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke
tanah secara sembarangan (illegal dumping).
Tanah adalah lapisan bumi paling atas yang terdiri dari bahan
padat, cair, gas dan mikroorganisme yang secara bersama-sama merupakan tempat
tumbuhnya tanaman. Tanah berasal dari bebatuan yang mengalami pelapukan.
Berubahnya batuan menjadi partikel-partikel tanah disebabkan oleh suhu, air dan
organisme.
Komponen-komponen tanah pada setiap tempat tergantung pada jenis
tanah, lapisan tanah, pengaruh cuaca dan iklim serta campur tangan manusia.
Perbandingan komponen tanah yang baik yang dibutuhkan tanaman adalah ; Bahan
Mineral 45%, bahan organic 5%, air 25%.
Factor-faktor pembentuk tanah meliputi ; bahan induk, iklim,
organism, bentuk wilayah/topografi, dan waktu.
Horison tanah terdiri dari horison, 0, A, B, C dan R. kedalaman
masing-masing horison dari permukaan tanah adalah : Horison A kedalamannya
0-60cm,Horison B kedalamannya 60-140cm, Horison Ckedalamannya
140-170cm. Horison A disebut tanah atas (Top Soil), Lapisan B disebut tanah
bawah (Sub Soil), Lapisan A dan B disebut Solum.
JENIS-JENIS TANAH, PERSEBARAN DAN PEMANFAATAN.
1. Tanah Vulkanis (Tanah Gunung Api)
Tanah Vulkanis adalah
tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair yang dikeluarkan oleh gunung
berapi. Tanah tersebut sangat subur karena mengandung unsure hara atau mineral
yang diperlukan tanaman. Jenis tanah ini terdapat di pilau Jawa, Sumatera,
Bali, Lombok. Pemanfaatannya dipergunakan didaerah pertanian dan perkebunan.
Tanah Vulkanis terdiri dari 2 jenis yaitu :
a. Regosol
Memiliki cirri-ciri
berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning, cocok untuk tanaman palawija,
tembakau dan buah-buahan,
b. Andosol
Memiliki cirri-ciri
berbutir halus, tidak mudah tertiup angin, berwarna abu-abu, tanah ini sangat
subur cocok untuk pertanian.
2. Tanah Aluvial
Tanah alluvial adalah jenis
tanah yang berasal dari pasir atau lumpur yang dibawa oleh aliran sungai lalu
diendapkan pada daerah dataran rendah atau lembah. Unsure hara yang terkandung
dalam tanah alluvial sangat bergantung pada asal daerahnya dan tanah ini
berwarna kelabu. Persebaran tanah alluvial ini banyak terdapat pada daerah
Pantai Timur Sumatera, Pantai Utara Jawa. Pemanfaatannya dipergunakan untuk
daerah persawahan.
3. Tanah Gambut atau orgasonol (Tanah Rawa)
Tanah Gambut berwarna
hitam, memiliki kandungan air dan bahan organic yang tinggi, tingkat keasaman
(PH) juga tinggi, miskin unsure hara, drainase jelek dan pada umumnya kurang
subur. Persebarannya : Kalimantan, Sumatera selatan, Riau, Jambi, dan Papua
bagian selatan. Pemanfaatan tanah gambut untuk persawahan, palawija, dan
tanaman perkebunan seperti karet dan kelapa.
4. Tanah Podzoliq
Tanah ini terbentuk dari
batuan kuarsa, banyak ditemukan di Sumatera, Jawa Barat,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya. Jenis tanah ini berwarna merah
sampai kuning, bersifat asam sekali. Kandungan bahan organic sedikit, dan
kandungan unsure hara rendah. Pemanfaatan tanah podzoliq ini cocok untuk
tanaman karet, pinus dan akasia.
5. Tanah Kapur/Mediterania (Terarosa)
Tanah kapur yaitu jenis
tanah hasil pelapukan dari batuan kapur (batuan endapan). Tanah ini terdapat di
daerah-daerah pegunungan kapur, seperti pegunungan Kidul, dan Pegunungan
Kendeng di Jawa Tengah. Tanah ini berwarna hitam dan miskin unsure hara,
sehingga jenis tanah ini kurang subur. Tanah kapur baik untuk tanaman
Jati dan Palawija.
6. Tanah Litosol.
Tanah Litosol adalah jenis
tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begiti tebal. Tanah ini
berasal dari jenis batuan-batuan keras yang belum mengalami proses pelapukan
secara sempurna sehingga sukar ditanami dan kandungan unsure haranya sangat
rendah. Jenis tanah litosol banyak ditemukan dilereng gunung dan
pegunungan diseluruh Indonesia. Tanah litosol secara umum tidak bias
dimanfaatkan, hanya sebagian kecil yang bias dimanfaatkan untuk tanaman
pohon-pohon besar dihutan, palawija dan padang rumput.
7. Tanah Latosol.
Tanah latosol merupakan
jenis tanah tua, tanah ini terbentuk dari batu api yang kemudian mengalami
proses pelapukan lebih lanjut. Jenis tanah ini banyak terdapat di Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah. Jenis tanah Latosol
bersifat asam dan kandungan bahan organiknya rendah hingga sedang. Tanah ini
cocok untuk hutan tropis.
8. Tanah Fodzol (Tanah Pucat)
Tanah ini terbentuk
karena pengaruh suhu rendah dengan curah hujan yang tinggi, berwarna merah
hingga kuning. Tanah fodzol banyak terdapat di Sumatera Utara dan Sumatera
Barat. Tanah fodzol mengandung unsure hara yang sangat miskin, tidak subur dan
sulit ditanami. Tanah ini baik untuk tanaman kelapa dan jambu mete.
9. Tanah Mergel
Tanah mergek adalah campuran
tanah liat, kapur dan pasir. Persebaran tanah mergel terdapat di Kediri dan
Madiun (Jawa Timur) serta Nusa Tenggara. Tanah ini subur dan cocok dimanfaatkan
untuk tanaman Jati.
10. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah
hasil pencucian karena pengaruh suhu rendah dan curah hujan tinggi,
mengakibatkan berbagai mineral yang dibutuhkan oleh tanaman larut dan
meninggalkan sisa oksidasi besi dan alumunium sehingga tanah ini tidak subur.
Tanah laterit terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat.
Pemanfaatannya cocok untuk keplapa dan jambu mete.
11. Tanah Humus
Tanah humus terbentuk
dari pelapukan tumbuh-tumbuhan. Tanah humus sangat subur dan dapat ditemukan
dibawah batuan dan tumbuh-tumbuhan yang lebat. Tanah humus biasanya berwarna
hitam.
nis tanah yang ada di dunia berbeda dari satu daerah ke daerah lainnya
tergantung pada lingkungan yang ada di dalam daerah tersebut (Baca : fungsi
lingkungan hidup bagi manusia).1. Tanah Aluvial
Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya yang terbawa karena aliran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan dibagian hilir karena dibawa dari hulu. Tanah ini biasanya bewarna coklat hingga kelabu.Karakteristik
Tanah ini sangat cocok untuk pertanian baik pertanian padi maupun palawija seperti jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya karena teksturnya yang lembut dan mudah digarap sehingga tidak perlu membutuhkan kerja yang keras untuk mencangkulnya.
Persebaran
Tanah ini banyak tersebar di Indonesia dari sumatera, Kalimantan, Sulawesi, papua dan jawa.
2. Tanah Andosol
Tanah andosol merupakan salah satu jenis tanah vulkanik dimana terbentuk karena adanya proses vulkanisme pada gunung berapi. Tanah ini sangat subur dan baik untuk tanaman.
Karakteristik
Warna dari tanah andosol coklat keabu-an. Tanah ini sangat kaya dengan mineral, unsure hara, air dan mineral sehingga sangat baik untuk tanaman. Tanah ini sangat cocok untuk segala jenis tanaman yang ada di dunia. persebaran tanah andosol biasanya terdapat di daerah yang dekat dengan gunung berapi.
Persebaran
Di Indonesia sendiri yang merupakan daerah cincin api banyak terdapat tanah andosol seperti di daerah jawa, bali, sumatera dan nusa tenggara.
3. Tanah Entisol
Tanah entisol merupakan saudara dari tanah andosol namun biasaya merupakan pelapukan dari material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti debu, pasir, lahar, dan lapili.
Karakteristik
Tanah ini juga sangat subur dan merupakan tipe tanah yang masih muda. Tanah ini biasanya ditemukan tidak jauh dari area gunung berapi bisa berupa permukaan tanah tipis yang belum memiliki lapisan tanah dan berupa gundukan pasir seperti yang ada di pantai parangteritis Jogjakarta.
Persebaran
Persebaran tanah entisol ini biasanya terdapat disekitar gunung berapi seperti di pantai parangteritis Jogjakarta, dan daerah jawa lainnya yang memiliki gunung berapi.
4. Tanah Grumusol
Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Kandungan organic di dalamnya rendah karena dari batuan kapur jadi dapat disimpulkan tanah ini tidak subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman.
Karakteristik
Tekstur tanahnya kering dan mudah pecah terutama saat musim kemarau dan memiliki warna hitam. Ph yang dimiliki netral hingga alkalis. Tanah ini biasanya berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan memiliki bentuk topografi datar hingga bergelombang. Perubahan suhu pada daerah yang terdapat tanah grumusol sangat nyata ketika panas dan hujan.
Persebaran
Persebarannya di Indonesia seperti di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati, Rembang), Jawa Timur (Ngawi, Madiun) dan Nusa Tenggara Timur. Karena teksturnya yang kering maka akan bagus jika ditanami vegetasi kuat seperti kayu jati.
5. Tanah Humus
Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan. Mengandung banyak unsur hara dan mineral dan sangat subur.
Karakteristik
Tanah Humus sangat baik untuk melakukan cocok tanam karena kandungannya yang sangat subur dan baik untuk tanaman. Tanah ini memiliki unsur hara dan mineral yang banyak karena pelapukkan tumbuhan hingga warnanya agak kehitam hitaman.
Persebaran
Tanah ini terdapat di daerah yang ada banyak hutan. Persebarannya di Indonesia meliputi daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian wilayah dari Sulawesi.
6. Tanah Inseptisol
Inseptol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan warna agak kecoklatan dan kehitaman serta campuran yang agak keabu-abuan. Tanah ini juga dapat menopang pembentukan hutan yang asri.
Karakteristik
Ciri-ciri tanah ini adalah adanya horizon kambik dimana horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya jadi sangatlah unik. Tanah ini cocok untuk perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit.Serta untuk berbagai lahan perkebunan lainnya seperti karet.
Persebaran
Tanah inseptisol tersebar di berbagai derah di Indonesia seperti di sumatera, Kalimantan dan papua.
7. Tanah Laterit
Tanah laterit memiliki warna merah bata karena mengandung banyak zat besi dan alumunium. Di indonesia sendiri tanah ini sepertinya cukup fimiliar di berbagai daerah, terutama di daerah desa dan perkampungan.
Karakteristik
Tanah laterit termasuk dalam jajaran tanah yang sudah tua sehingga tidak cocok untuk ditanami tumbuhan apapun dan karena kandungan yang ada di dalamnya pula.
Persebaran
Persebarannya sendiri di Indonesia meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
8. Tanah Latosol
Jenis tanah ini juga salah satu yang terdapat di Indonesia, tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf.
Karakteristik
Ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya lempung dan memiliki solum horizon. Persebaran tanah litosol ini berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan yang tinggi pula serta pada ketinggian berkisar pada 300-1000 meter dari permukaan laut. Tanah latosol tidak terlalu subur karena mengandung zat besi dan alumunium.
Persebaran
Persebaran tanah latosol di daerah Sulawesi, lampung, Kalimantan timur dan barat, Bali dan Papua.
9. Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme.
Karakteristik
Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. tekstur tanah litosol bermacam-macam ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir.
Persebaran
Biasanya terdapat pada daerah yang memiliki tingkat kecuraman tinggi seperti di bukit tinggi, nusa tenggara barat, Jawa tengah, Jawa Barat dan Sulawesi.
10. Tanah Kapur
Seperti dengan namanya tanah kapur berasal dari batuan kapur yang mengalami pelapukan.
Karakteristik
Karena terbentuk dari tanah kapur maka bisa disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air. Namun jika ditanami oleh pohon yang kuat dan tahan lama seperti pohon jati dan pohon keras lainnya.
Persebaran
Tanah kapur tersebar di daerah yang kering seperti di gunung kidul Yogyakarta, dan di daerah pegunungan kapur seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur.
11. Tanah Mergel
Hampir sama dengan tanah kapur, jenis tanah ini juga berasal dari kapur, namun dicampur dengan berbagai bahan lainnya yang membedakan adalah ia lebih mirip seperti pasir. Tanah mergel terbentuk dari batuan kapur, pasir dan tanah liat dan mengalami pembentukan dengan bantuan hujan namun tidak merata.
Karakteristik
Tanah ini subur dan bisa ditanami oleh persawahan dan perkebunan. Selain itu juga terdapat banyak mineral dan air di dalamnya.
Persebaran
Tanah ini banyak terdapat di daerah dataran rendah seperti di Solo (Jawa Tengah), Madiun dan Kediri (Jawa Timur).
12. Tanah Organosol
Tanah organosol terbentuk dari pelapukan benda organic seperti tumbuhan, gambut dan rawa. Biasanya terdapat di daerah yang memiliki iklim basah dan memiliki curah hujan tinggi.
Karakteristik
Ketebalan dari tanah ini sangat minim hanya 0.5 mm saja dan memiliki diferensiasi horizon yang jelas, kandungan organic di dalam tanah organosol lebih dari 30% dengan tekstur lempung dan 20% untuk tanah yang berpasir. Kandungan unsur hara rendah dan memiliki tingkat kelembapan rendah (PH 0,4) saja.
Persebaran
Tanah ini biasanya ditemukan di daerah pantai dan hampir tersebar di seluruh pulau di Indonesia seperti sumatera, papua, Kalimantan, jawa, Sulawesi dan nusa tenggara.
13. Tanah Oxisol
Tanah oxisol merupakan tanah yang kaya akan zat besi dan alumunium oksida. Tanah jenis ini juga sering kita temui di daerah tropis di Indonesia dari daerah desa hingga perkotaan.
Karakteristik
Ciri-ciri dari tanah oxisol ini antara lain adalah memiliki solum yang dangkal dan ketebalannya hanya kurang dari 1 meter saja. warnanya merah hingga kuning dan memiliki tekstur halus seperti tanah liat.
Persebaran
Biasanya terdapat di daerah beriklim tropis basah dan cocok untuk perkebunan subsisten seperti tebu, nanas, pisang dan tumbuhan lainnya.
14. Tanah Padas
Tanah padas sebenarnya tidak juga bisa dibilang sebagai tanah karena sangat keras hampir seperti dengan batuan.
Karakteristik
Hal ini dikarenakan kandungan air didalamnya hampir tidak ada karena tanah padas sangat padat bahkan tidak ada air. Unsur hara yang ada di dalamnya sangat rendah dan kandungan organiknya sangat rendah bahkan hampir tidak ada. Tanah padas tidak cocok digunakan untuk bercocok tanam.
Persebaran
Jenis tanah ini tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia secara merata.
15. Tanah Pasir
Seperti dengan namanya tanah pasir merupakan pelapukan dari batuan pasir. Tanah ini biasanya banyak di daerah sekitar pantai atau daerah kepulauan.
Karakteristik
Tanah pasir tidak memiliki kandungan air dan mineral karena teksturnya yang sangat lemah. Tanah pasir akan sangat mudah ditemukan di daerah yang berpasir di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah tanah pasir terluas di dunia. Jenis tanaman yag cocok untuk tanah ini adalah umbi-umbian.
Persebaran
Hampir seluruh wilayah di Indonesia memiliki persebaran tanah pasir.
16. Tanah Podsol
Tanah podsol memiliki berbagai campuran tekstur mulai pasir hingga bebatuan kecil.
Karakteristik
Ciri-ciri dari tanah podsol antara lain tidak memiliki perkembangan profil, warnanya kuning hingga kuning keabuan serta memiliki tekstur pasir hingga lempung. Kandungan organiknya sangat rendah karena terbentuk dari curah hujan yang tinggi tapi suhunya rendah.
Persebaran
Persebaran tanah ini antara lain meliputi Kalimantan utara, Sulawesi utara dan papua serta daerah lainnya yang tidak pernah kering alias selalu basah.
17. Tanah Podsolik Merah Kuning
Tanah ini sangat mudah ditemukan di seluruh wilayah Indonesia karena persebarannya yang hampir rata.
Karakteristik
Tanah ini bewarna merah hingga kuning dan kandungan organic serta mineralnya akan sangat mudah mengalami pencucian oleh air hujan. Oleh karena itu untuk menyuburkan tanah ini harus ditanami tumbuhan yang memberikan zat organic untuk kesuburan tanah serta pupuk baik hayati maupun hewani.
Persebaran
Tanah ini dapat digunakan untuk perkebunan dan persawahan serta dapat ditemukan di Sumatera, Sulawesi, Papua, Kalimantan dan Jawa terutama jawa bagian barat.
18. Tanah Liat / Lempung
Tanah liat adalah jenis tanah yang terdiri dari campuran dari aluminium serta silikat yang memiliki diameter tidak lebih dari 4 mikrometer. Tanah liat terbentuk dari adanya proses pelapukan batuan silika yang dilakukan oleh asam karbonat dan sebagian diantaranya dihasilkan dari aktivitas panas bumi.Karakteristik
Tanah liat tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia secara merata. Biasanya digunakan untuk membuat kerajinan hingga keperluan lainnya. Tanah liat biasanya memiliki warna abu abu pekat atau hampir mengarah ke warna hitam, biasanya terdapat di bagian dalam tanah ataupun di bagian permukaan.
Persebaran
Tanah liat hampir tersebar secara merata di seluruh wilayah di Indonesia, hanya yang membedakannya adalah kedalaman tanah tersebut.
Ditulis Oleh : hendrasetiawan45.blogspot.comTutrorial Css Template
Sobat sedang membaca artikel tentang Tanah. Oleh Admin, Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini. Silakan di rubah dan sesuwekan sesuka selera sobat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Kritik dan Saran untuk blog ini agar lebih bermanfaat untuk kalian