06 April 2020

Makalah Psikologi Perkembangan "Tahapan Perkembangan Fisik, Kognitif, Sosial Emosional Masa Usia Anak Sekolah”



MAKALAH
Psikologi Perkembangan
“Tahapan Perkembangan Fisik, Kognitif, Sosial Emosional Masa Usia Anak Sekolah”
Dosen Pengampu
Dr. Hamam Burhanuddin, M.Pd.i

Di susun oleh:
1.     Uswatun Chasanah (201955010104885)
2.     Moh. Toyyib (201955010104887)
3.     Hendra Setiawan (201955010104891)


KELAS 2D
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
IAI SUNAN GIRI BOJONEGORO
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas taufik dan perkenan-Nya, karena berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayahnya, kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah Psikologi Perkembangan dengan judul Tahapan perkembangan fisik, kognitif, social emosional usia anak sekolah.. Sholawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan di akhirat pada umat manusia.
Kami selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hamam Burhanuddin selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Perkembangan yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini, kedua orangtua yang tak pernah lelah mendukung kelancaran tugas kami, serta teman-teman yang selalu memberikan motivasi demi lancarnya penyusunan makalah ini.
Begitulah adanya, makalah ini masih jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari pembaca demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang akan datang
Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi kami penyusun dan para pembaca serta referensi bagi penyusun makalah yang senada di waktu yang akan datang.



Bojonegoro 26 Januari 2020


Penulis

DAFTAR ISI










BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Anak berada di kelas awal adalah anak yang berada pda rentangan usia anak sekolah. Masa usia anak sekolah merupakan perkembangan anak yang pendek tetapi merupakna masa yang sangat penting bagi kehidupannya oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Ada beberapa karakteristik anak di usia anak sekolah yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya sitingkat sekolah. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi seseorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya.
Pada makalah ini juga akan dipaparkan mengenai beberapa pengajaran pada tingkat pendidikan dasar yang mampu di terapkan pada usia anak sekolah, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik di usia anak sekolah.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Tahapan Perkembangan fisik pada usia anak sekolah?
2.      Bagaimana Tahapan Perkembangan kognitif pada usia anak sekolah?
3.      Bagaimana Tahapan Perkembangan sosial emosional pada usia anak sekolah?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui tahapan perkembangan usia anak sekolah.
2.      Untuk mengetahui tahapan perkembangan kognitif usia anak sekolah.
3.      Untuk mengetahui tahapan perkembangan sosial emosional pada usia anak sekolah.









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tahapan Perkembangan Fisik Usia Anak Sekolah

1.      Faktor-faktor Penyebab Perubahan Fisik.
Pertumbuhan fisik adalah perubahan yang berlangsung secara fisik dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan ini meliputi ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin primer dan ciri kelamin sekunder. Menurut Sarlito Wirawan, urutan perubahan fisik pada anak perempuan sebagai berikut.
§  Badan menjadi tinggi, anggota badan menjadi panjang.
§  Terjadi pertumbuhan payudara.
§  Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di tangan dan kakinya.
§  Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal.
§  Bulu kemaluan menjadi keriting.
§  Tumbuh bulu-bulu pada ketiak.
§  Terjadi peristiwa Masturbasi/haid.
Adapun urutan perubahan fisik pada anak laki-laki sebagai berikut.
§  Terjadi pertumbuhan tulang-tulang.
§  Testis membesar.
§  Tumbuh bulu berwarna gelap pada kemaluan.
§  Terjadi awal perubahan pada suara.
§  Mengalami ejakulasi.
§  Bulu kemaluan menjadi keriting.
§  Pertumbuhan tinggi badan menjadi maksimal.
§  Tumbuh kumis, jambang, dan jenggot.
§  Tumbuh bulu di ketiak.
§  Terjadi akhir perubahan pada suara.
§  Rambut di wajah bertambah gelap dan tebal.
§  Tumbuh bulu di dada dan kaki.
Selama masa remaja seluruh tubuh mengalami perubahan baik di luar maupun di dalam tubuh. Hampir semua perubahan fisik pada tubuh mengikuti irama yang tetap, sehingga waktu kejafdianya dapat diperkirakan sebelumnya. Perubahan tersebut tampak jelas pada bagian pertama pada remaja.
a.       Perubahan ukuran tubuh
Irama pertumbuhan fisisk menjadi cepat sekitar dua tahun sebelum anak mencapai kematangan alat kelaminya. Setahun sebelum kematangan ini, anak akan bertambah tinngi 10-15 cm dan bertambah berat 5-10 kg. Pertumbuhan ini akan terus terjadi, tetapi dalam tempo yang agak lambat. Selama 4th, pertumbuhan tinngi badan anak akan bertambah 25% dan beratnya mencapai 2X lipat. Anak laki-laki tumbuh lebih cepat.
b.      Perubahan proporsi tubuh.
Tubuh yang kurang proposional pada masa remaja tidak sama untuk seluruh tubuh. Ada juga tubuh yang semakin proposional. Proporsi yang tidak seimbang ini akan berlangsung sampai masa puber selesai, sehingga tubuhnya mulai tampak seimbang, baik didalam maupun di bagian luar tubuh anak.
c.       Ciri kelamin yang utama
Pada masa kanak-kanak alat kelamin yang utama belum berkembang secara sempurna. Memasuki masa remaja, alat kelamin mulai berfungsi, yaitu pada anak laki-laki mengalami mimpi basah sedangkan pada anak perempuan mengalami mestruasi/haid. Bagian lain dari alat perkembangbiakan pada anak perempuan masih belum berkembang, sehingga belum mampu mengandung. Masa interfal ini disebut “masa steril” pada saat remaja.
2.      Perubahan Fisik Selama Masa Remaja
a.       Percepatan pertumbuhan.
Banyak factor individual yang mempengaruhi jalanya pertumbuhan, sehingga baik awal maupun akhir prosesnya terjadi secara berbeda-beda.

§  Bagi remaja laki-laki pertumbuhan berkisar antara usia 10,5-16 th.
§  Bagi remaja perempuan berkisar antara umur 7,5-11 th. Puncak pertumbuhan dicapai pada umur 12th, yaitu bertambah 6-11cm.
b.      Proses kematangan seksual
Ada tiga kriteria yang membedakan anak laki-laki dan anak perempuan :
1.      Kriteria kematangan seksual.
Mestruasi merupakan salah satu ciri kematangan seksual yang pokok, yaitu diposisi untuk hami dan melahirkan. Selain itu, mestruasi juga merupakan manifestasi yang jelas meskipun pada permulaanya terjadi pendarahan yang masih sedikit.
Kriteria yang lebih jelas terdapat pada anak laki-laki. Proses ejakulasi pada laki-laki permulaanya masih sangat sedikit, sehingga tidak jelas.
2.      Permulaan kematangan seksual.
Menstruasi merupakan tanda permulaan kematangan seksual dan terjadi usia 13 tahun dengan penyebaran normal antara 10-16,5 tahun. Pada anak laki-laki permulaan kematangan seksual baru terjadi selama kira-kira satu tahun sesudah puncakpercepatan perkembangan (kurang lebih 14 tahun)
3.      Urutan gejala-gejala kematangan
Pada anak wanita, kematangan dimulai dengan suatu tanda kelamin sekunder dengan tumbuhnya payudara yang tampak dang bagian putting susu yang sedikit mencuat. Hal ini terjadi pada usia antara 8 dan 13 tahun. Kemudian menjelang menstruasi, jaringan pengikat di sekitarnya mulai tumbuh hingga payudara mulai memperoleh bentuk yang sempurna.
Pada anak laki-laki, kemat6angan seksual dimulai dengan pertumbuhan testis antara umur 9,5-13,5 tahun dan berkahir antara 13,5-17 tahun. Pada usia kurang lebih 15-16 tahun, pada anak laki-laki maupun perempuan, pangkal tenggorokan mulai membesar yang menyebabkan pita suara menjadi lebih panjang. Pada anak laki-laki selain pertambahan berat karena karena pertumbuhan kerangka, pertumbuhan dan penguatan urat daging dan otot-otot juga merupakan penyebab yang penting.

3.) Keragaman Perubahan Proporsi Tubuh
     Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik adalah sebagai berikut
1.      Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan  maupun faktor lingkungan. Karena faktor keturunan, seorang anak dapat lebih tinggi dan panjang dari pada anak lainnya, jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai atau tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa oleh si anak tersebut.
2.      Pengaruh Gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai masa remajadibanding dengan mereka yang memperoleh gizi buruk. Lingkungan dapat memberikan pengaruh sedemikian rupa, sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan di masa remaja.
3.      Gangguan Emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan mengalami steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan  menmbuat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari. Bila hal itu terjadi, pertumbuhan awal remajanya akan terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
4.      Jenis Kelamin
\Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebihb berat dari pada perempuan, kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun, anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat tubuhnya karena bentuk tulang dan otot anak laki-laki memang berbeda dari anak perempuan.
5.      Status Sosial Ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah cenderung lebih kecil dari anak anak yang berasal dari keluarga yang status sosialnya tinggi. Keluarga yang kaya akan dapat memenuhi kebutuhan primer abhkan sekunder anak-anaknya. Sebaliknya, keluarga miskin tidak dapat memenuhi kebutuhan primernya saja secara memadai.

6.      Kesehatan
Anakanak yang sehst dan jarang sakit akan memiliki tubuh yang lebih berat dari pada anak yang sering sakit-sakitan. Kurangnya perawatann akan membuat anak mudah terserang penyakit. Cara makan yang salah yang tanpa aturan dan tanpa memperhatikan kesimbangan gizi dan vitamin akan memyebabkan tubuh menjadi mudah sakit.
7.      Pengaruh Bentuk Tubuh
Perubahn fisik selali disertai perubahan sikap dan perilaku. Keadaan ini sering terjadi akibat sikap orang-orang di sekelilingnya dan sikapnya sendiri dalam menanggapi perubahan fisik tersebut. Dalam masa remaja, perubahan yang terjadi sangat mencolok sehingga dapat mengganggu keseimbangan yang sebelumnya sudah terbentuk. Perilaku mereka mendadak menjadi sulit diduga karena dan sering agak melawan norma dan nilai sosial yang berlaku. Oleh karena itu, masa ini sering dinamakn sebagai masa negative atau pancaroba. Pada saat irama pertumbuhan sedikit lambat  dan perubah tubuhnya telah sempurna maka akan terjadi proses keseimbangan kembali.

B.     Tahapan Perkembangan Kognitif Usia Anak sekolah
Piaget memperkenalkan sejumlah ide dan konsep untuk mendeskripsikan dan menjelaskan perubahan-perubahan logis yang diamatinya pada anak-anak dan orang dewasa. Perkembangan kognitif dimulai dari proses-proses berfikir secara konkrit sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep abstrak dan logis. Piaget  meyakini bahwa anak-anak secara alami memiliki keterkaitan terhadap dunia dan secara aktif mencari informasi yang dapat membantu mereka memahami dunia tersebut. Sebagai seorang pakar yang banyak melakukan penelitian tentang tingkat perkembangan kemampuan kognitif manusia, piaget mengemukakan dalam teorinya bahwa kemampuan kognitif manusia terdiri atas empat tahapan dimulai dari lahir hingga dewasa. Tahap dan urutan berlaku untuk semua usia tetapi pada saat seseorang mulai memasuki tahap tertentu tidak sama untuk setiap seseorang. Adapun tahapan perkembangan kognitif piaget yakni: tahap Sensorimotor, tahap pra operasi, tahap operasi konkret, dan tahap Formal.
1.    Tahapan Sensorimotor
Pada tahapan sensorimotor Piaget membagi tahap sensori motor dalam enam periode:
-     Refleks (umur 0-1 bulan). Tingkah laku bayi kebanyakan bersifat refleks, spontan tidak sengaja, dan tidak terbedakan.Contoh: refleks menangis, mengisap, menggerakkan tangan dan kepala, mengisap benda didekatnya, dan lain-lain.
-     Kebiasaan (umur 1-4 bulan). Kebiasaan dibuat dengan dengan mencoba-coba dan mengulang-ulang suatu tindakan.
Contoh: seorang bayi mengembangkan kebiasaan mengisap jari. Awalnya ia tidak dapat mengangkat tangannya ke mulut, lalu pelan-pelan mencoba dan akhirnya bisa. Setelah itu menjadi lebih cepat melakukan kembali. Maka itu, terjadilah suatu kebiasaan mengisap ibu jari.
-     Reproduksi kejadian yang menarik (umur 4-8 bulan). Pada periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi objek apapun yang ada di sekitarnya. Misal, diatas ranjang,seorang bayi diletakkan mainan yang akan berbunyi jika talinya dipegang. Suatu saat ia main-main dan menarik tali itu. Ia mendengar bunyi yang bagus dan ia senang. Maka, ia akan menarik tali itu agar muncul bunyi yang sama.
-     Koordinasi skemata (umur 8-12 bulan). Seorang bayi mulai membedakan antara sarana dan hasil tindakannya. Contoh: seorang bayi diberi mainan tetapi letakknya jauh. Di dekatnya terdapat tongkat kecil dan dia akan menggunakannya untuk menggapai mainan tersebut.
-     Eksperimen (umur 12-18 bulan). Mulainya anak memperkembangkan cara-cara baru untuk mencapai tujuan dengan eksperimen. Contoh: anak diberi makanan yang diletakkan di meja. Ia akan mencoba menjatuhkan makanan itu dan memakannya.
-     Representasi (umur 18-24 bulan). Seorang anak sudah mulai menemukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal tetapi juga dengan koordinasi internal dalam gambarannya. Misal: Lauren mencoba membuka pintu kebun. Ia tidak berhasil karena pintu disangga oleh sebuah kursi diseberangknya. Ia pergi di sisi lain dan memindahkan kursi yang menghambat tersebut, padahal ia tidak melihat. Dari kejadian tersebut, tampak jelas bahwa lauren dapat mengerti apabila penyebab pintu itu adalah sesuatu yang berada dibelakang pintu tersebut, meskipun ia tidak melihat.

2.      Tahapan pra operasi
Tahapan pra operasi yang berlangsung dari usia 2 hingga 7 tahun merupakan tahapan kedua menurut piaget. Dalam tahap ini anak-anak mulai mempresentasikan dunia dengan menggunakan kata-kata bayangan dan gambar. Mereka membentuk konsep yang stabil dan bernalar. Pada saat bersamaan dunia kognitif anak kecil didominasi oleh egosentrisme dan keyakinan magis. Dalam label pra operasi memberi penekanan bahwa anak belum melakukan operasi yaitu aktivitas mental yang dibalik yang memungkinkan anak-anak membayangkankan hal-hal yang dulunya hanya dapat dilakukan secara fisik. Pemikiran pra operasi adalah awal dari kemampuan melakukan rekontruksi dalam pikiran terhadap hal-hal yang telah dicapai dalam bentuk perilaku. Pada tahap ini dapat di bagi menjadi 2 sub tahapan yakni:
-          Sub tahapan fungsi simbolik.
Sub tahap fungsi simbolik merupakan sub tahap pertama dari pemikiran pra operasi yang terjadi antara usia 2 hingga 4 tahun.
Dalam sub tahap ini anak kecil memperoleh kemampuan untuk membayangkan penampilan objek yang tidak hadir secara fisik. Kemampuan ini seecara cepat dapat memperluas mental anak. Anak-anak kecil menggunakan coretan-coretan untuk mempresentasikan manusia, rumah, mobil, awan, dan sebagainya. Meskipun dalam sub tahap ini anak-anak kecil sudah membuat kemajuan yang berarti pemikiran mereka masih terbatas.
-          Sub tahapan pemikiran intuitif.
Sub tahap berfikir intuitif adalah sub tahap kedua dari berfikir pra operasi dan berlangsung ketika anak berusia 4 hingga 7 tahun. Pada sub tahap ini anak-anak mulai menggunakan penalaran primitive dan ingin mengetahui jawab terhadap segala jenis pertanyaa. Pada usia 4 tahun seseorang anak mulai mengembangkan ide-idenya sendiri, namun idenya masih sederhan, dan ia belum tentu terlalu baik dalam menyelesaikan masalah. Anak-anak memiliki kesulitan dalam memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi namun tidak dapat dilihatnya.
Fantasinya kurang memiliki kaitan dengan realitas. Mereka belum mampu menjawab pertanyaan “Bagaimana seandainya?”. Pada usia 5 tahun anak-anak akan membuat orang dewasa kelelahan karena banyak mengajukan pertanyaan “mengapa”. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mendindinasikan munculnya minat terhadap penalaran dan berusaha memahami mengapa berbagai hal itu berlangsung. Oleh karena itu piaget sub tahapan ini disebut intuitif karena anak-anak kecil tampak yakin terhadap pengetahuannya dan pemahamannya meskipun mereka mengetahui hal-hal yang mereka ketahui.

3.      Tahapan operasi konkret
Menurut Piaget anak usia 7 tahun akan memasuki tahap operasi konkret dimana anak sudah mampu berfikir rasional, seperti penalaran untuk menyelesaikan suatu masalah yang konkret atau (actual) namun, bagaimanapun juga dalam kemampuan berfikir mereka masih terbatas pada situasi nyata.
Pada tahap operasional konkret ini anak memiliki kemajuan kognitif atau pemahamn yang lebih baik dibandingkan dengan anak pada tahap pra-operasi dalam hal hubungan spasial, kategorisasi, penalaran, dan konversi.
·         Hubungan spasial yakni pada tahap ini anak mampu mengingat rute atau penunda jalan dengan baik dan rapat menghitung jarak antara satu tempat lain dengan baik juga tanpa mengukur terlebih dahulu.
·         Kategorisasi yakni suatu kemampuan untuk mengategorisasikan sesuatu sehingga dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan logika anak.
·         Konservasi yakni anak mampu menyimpulkan sesuatu tanpa melihat, mengukur ataupun menimbang objeknya secara langsung.
4.      Tahapan operasi formal
Pada tahapan operasi formal ini adalah anak sudah mampu berfikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berfikir “kemungkinan”. Model berfikir ilmiah tipe hipothotico-dedutive dan inductive sudah mulai dimiliki anak dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa. Pada tahap ini kondisi berfikir anak sudah dapat:
Ø  Bekerja secara efektif dan sistematis
Ø  Menganalisis secara kombinasi
Ø  Berfikir secara proporsional
Ø  Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi
Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensorimotor tentu akan berbeda dengan proses belajar yang dialami oleh seorang anak pada tahap pra operasi, dan akan berbeda pula dengan mereka yang suda berada tahap operasi konkret, bahkan dengan mereka yang sudah berada pada tahap operasi formal. Secar umum semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur dan semakin abstrak cara berfikirnya. Guru seharusnya memahami tahap-tahap perkembangan kognitif pada muridnya agar dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajarannya sesuai dengan tahap-tahap tersebut. Pembelajaran yang diranvang dan dilaksanakan tidak sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa tidak aka nada maknanya bagi siswa.

C.      Tahapan Perkembangan Sosial Emosional Usia Anak Sekolah
Ø  Tahapan Tugas Perkembangan Social Emosinonal Anak
Tugas perkembangan social emosional anak usia 3-5 tahun sebagaimana yang diungkapkan dalam kelas yang berpusat pada anak sebagai berikut:
1.       Anak usia 3 tahun diharapkan dapat:
§  Memilih teman bermain
§  Memilih interaksi social dengan anak lain
§   Berbagi mainan, bahan ajar atau makanan
§  Meminta izin untuk memakai benda milik orang lain
§  Mengekpresikan sejumlah emosi melalui tindakan kta-kata atau ekspresi wajah
2.       Anak usia 3 tahun 6 bulan di harapkan dapat:
§  Menunggu atau menunda keinginan selama 6 menit
§  Menikmati kedekatan sementar dengan salah satu teman bermain
3.       Anak usia 4 tahun diharapkan dapat:
§  Menunjukkan kebanggan terhadap keberhasilan
§  Membuat sesuatu karena imajinasi yang dominan
§  Memecahkan masalah dengan teman melalui proses penggantian, persuasi, dan negosiasi.

4.       Anak usia 4 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:
§  Menunjukkan rasa percaya diri dalam mengerjakan tugas
§  Menceritakan kejadian atau pengalaman yang baru berlalu
§  Lebih menyukai ditemani teman sebaya dibandingkan orang dewasa
§  Menyatakan alasan untuk perasaan orang lain
5.       Anak usia 5 tahun diharapkan dapat:
§  Memilih beberapa kawan, mungkin 1 sahabat
§  Memui memberi semangat atau menolong orang lain
6.       Anak usia 5 tahun 6 bulan diharapkan dapat dapat:
§  Mencari kemandirian lebih banyak
§  Seringkali puas, menikmati berhubungan dengan anak lain meski pada saat kris muncul
§  Menyatakan pernyataan-pernyataan positif mengenai keunikan dan keterampilan
§  Berteman secara mandiri.

Ø  Tahapan Perkembangan Sosial Emosional
Menurut Eriskon ada 4 tahap perkembangan social emosional yakni:
1)      Tahap pertama usia 0 sampai dengan 18 bulan terjadi antara kelahiran sampai usia satu tahun dan merupakan tingkatan paling dasar dalam hidup.
2)      Tahap kedua usia 18 bulan sampai dengan 3 tahun terjadi selama masa awal kanak-kanak dan berfokus pada perkembangan besar dari pengendalian diri.
3)      Tahap ketiga usia 3 sampai dengan 5 tahun terjadi anak yang berhasil dalam tahap ini merasa mampu dan kompten dalam memimpin orang lain. Adanya peningkatan rasa tanggung jawab dan prakarsa.
4)      Tahap ke empat usia 6 sampai dengan pubertas anak mulai interaksi social, anak mulai mengembangkan perasaan bangga terhadap keberhasilan dan kemampuan mereka. Anak yang didukung dan di arahkan oleh orang tua dan guru membangun perasaan yang kompeten dan percaya dengan keterampilan yang dimilikinya.
Ø  Faktor Perkembangan Sosial Emosional
Perkembangan emosional anak tidak selamanya stabil. Banyak factor yang memengaruhi stabilitas emosi dan kesanggupan sosial anak, baik yang berasal dari anak itu sendiri maupun berasal dari luar dirinya.
Berbagai factor yang memengaruhi perkembangan emosi anak.
a.       Keadaan di dalam individu
Keadaan individu seperti usia, keadaan fisik, intelegensi, peran seks dan lain-lain (Harlock) dapat mempengaruhi perkembangan individu. Hal  yang cukup menonjol terutama berupa cacat tubuh atau apapun yang dianggap oleh diri anak sebagai kekurangan akan sangat memengaruhi perkembangan emosinya.
b.      Konflik-konflik dalam proses perkembangan
Di dalam menjalani fase-fase perkembangan tiap anak harus melalui beberapa macam konflik yang pada umumnya dapat dilalui dengan sukses, tetapi ada juga anak yang mengalami gangguan atau hambatan dalam menghadapi konflik-konflik ini.

c.       Sebab-sebab yang bersumber dari lingkungan
Anakanak hidup dalam 3 macam lingkungan yang mempengaruhi perkembangan emosinya dan kepribadiannya. Ketiga factor yang berpengaruh terhadap perkembangan tersebut adalah:
1)      Lingkungan Keluarga
2)      Lingkungan Sekitarnya
3)      Lingkungan Sekolah
Ø  Prinsip Perkembangan Sosial Emosional
Pembelajaran yang berbasis Developmentally Appropriate Practice (DAP) memiliki beberapa prinsip yang dapat digunakan dalam usaha untuk pengembangan anak termasuk dalam pengembangan social emosional anak. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
ü  Semua aspek perkembangan pada anak saling terkait.
ü  Perkembangan terjadi dalam urutan yang relative teratur
ü  Perkembangan berlangsung secara bervariasi
ü  Pengalaman awal anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak
ü  Perkembangan mengaruh ke hal yang kompleks
ü  Perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai erkonteks
               























BAB III
        PENUTUP

A.    Kesimpulan

B.     Saran


































DAFTAR PUSTAKA

Ditulis Oleh : hendrasetiawan45.blogspot.comTutrorial Css Template

Selladrt Sobat sedang membaca artikel tentang Makalah Psikologi Perkembangan "Tahapan Perkembangan Fisik, Kognitif, Sosial Emosional Masa Usia Anak Sekolah”. Oleh Admin, Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini. Silakan di rubah dan sesuwekan sesuka selera sobat

:: Kunjungi Sumbernya ::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Kritik dan Saran untuk blog ini agar lebih bermanfaat untuk kalian

Followers

Top Komentar