MAKALAH
Psikologi
Perkembangan
“Tahapan
Perkembangan Fisik, Kognitif, Sosial Emosional Masa Usia Anak Sekolah”
Dosen
Pengampu
Dr.
Hamam Burhanuddin, M.Pd.i
Di
susun oleh:
1. Uswatun
Chasanah (201955010104885)
2. Moh.
Toyyib (201955010104887)
3. Hendra
Setiawan (201955010104891)
KELAS 2D
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH
IAI SUNAN GIRI
BOJONEGORO
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas taufik dan perkenan-Nya, karena berkat limpahan
rahmat, taufik, hidayah, serta inayahnya, kami bisa menyelesaikan tugas
penyusunan Makalah Psikologi Perkembangan dengan judul Tahapan perkembangan
fisik, kognitif, social emosional usia anak sekolah.. Sholawat serta salam
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan jalan
kebaikan dan kebenaran di dunia dan di akhirat pada umat manusia.
Kami
selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hamam Burhanuddin
selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Perkembangan yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini, kedua orangtua yang tak
pernah lelah mendukung kelancaran tugas kami, serta teman-teman yang selalu
memberikan motivasi demi lancarnya penyusunan makalah ini.
Begitulah
adanya, makalah ini masih jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati,
saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari pembaca demi
perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang akan datang
Dan kami
berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi kami penyusun
dan para pembaca serta referensi bagi penyusun makalah yang senada di waktu
yang akan datang.
Bojonegoro
26 Januari 2020
Penulis
DAFTAR ISI
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Anak berada di
kelas awal adalah anak yang berada pda rentangan usia anak sekolah. Masa usia
anak sekolah merupakan perkembangan anak yang pendek tetapi merupakna masa yang
sangat penting bagi kehidupannya oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi
yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Ada beberapa karakteristik anak di usia anak sekolah yang
perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik
khususnya sitingkat sekolah. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode
pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi
seseorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya.
Pada makalah ini juga akan dipaparkan mengenai beberapa
pengajaran pada tingkat pendidikan dasar yang mampu di terapkan pada usia anak
sekolah, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik di usia anak
sekolah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Tahapan Perkembangan fisik pada usia anak sekolah?
2.
Bagaimana Tahapan Perkembangan kognitif pada usia anak
sekolah?
3.
Bagaimana Tahapan Perkembangan sosial emosional pada usia
anak sekolah?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui tahapan perkembangan usia anak sekolah.
2.
Untuk mengetahui tahapan perkembangan kognitif usia anak
sekolah.
3.
Untuk mengetahui tahapan perkembangan sosial emosional pada
usia anak sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tahapan
Perkembangan Fisik Usia Anak Sekolah
1.
Faktor-faktor
Penyebab Perubahan Fisik.
Pertumbuhan fisik adalah perubahan yang berlangsung secara fisik
dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan ini meliputi
ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin primer dan
ciri kelamin sekunder. Menurut Sarlito Wirawan, urutan perubahan fisik pada
anak perempuan sebagai berikut.
§ Badan menjadi tinggi, anggota badan menjadi panjang.
§ Terjadi pertumbuhan payudara.
§ Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di tangan dan kakinya.
§ Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal.
§ Bulu kemaluan menjadi keriting.
§ Tumbuh bulu-bulu pada ketiak.
§ Terjadi peristiwa Masturbasi/haid.
Adapun urutan perubahan fisik pada anak laki-laki sebagai berikut.
§ Terjadi pertumbuhan tulang-tulang.
§ Testis membesar.
§ Tumbuh bulu berwarna gelap pada kemaluan.
§ Terjadi awal perubahan pada suara.
§ Mengalami ejakulasi.
§ Bulu kemaluan menjadi keriting.
§ Pertumbuhan tinggi badan menjadi maksimal.
§ Tumbuh kumis, jambang, dan jenggot.
§ Tumbuh bulu di ketiak.
§ Terjadi akhir perubahan pada suara.
§ Rambut di wajah bertambah gelap dan tebal.
§ Tumbuh bulu di dada dan kaki.
Selama masa remaja seluruh tubuh mengalami perubahan baik di luar
maupun di dalam tubuh. Hampir semua perubahan fisik pada tubuh mengikuti irama
yang tetap, sehingga waktu kejafdianya dapat diperkirakan sebelumnya. Perubahan
tersebut tampak jelas pada bagian pertama pada remaja.
a.
Perubahan ukuran
tubuh
Irama pertumbuhan fisisk menjadi cepat sekitar dua tahun sebelum
anak mencapai kematangan alat kelaminya. Setahun sebelum kematangan ini, anak
akan bertambah tinngi 10-15 cm dan bertambah berat 5-10 kg. Pertumbuhan ini
akan terus terjadi, tetapi dalam tempo yang agak lambat. Selama 4th,
pertumbuhan tinngi badan anak akan bertambah 25% dan beratnya mencapai 2X
lipat. Anak laki-laki tumbuh lebih cepat.
b.
Perubahan
proporsi tubuh.
Tubuh yang kurang proposional pada masa remaja tidak sama untuk
seluruh tubuh. Ada juga tubuh yang semakin proposional. Proporsi yang tidak
seimbang ini akan berlangsung sampai masa puber selesai, sehingga tubuhnya
mulai tampak seimbang, baik didalam maupun di bagian luar tubuh anak.
c.
Ciri kelamin
yang utama
Pada masa kanak-kanak alat kelamin yang utama belum berkembang
secara sempurna. Memasuki masa remaja, alat kelamin mulai berfungsi, yaitu pada
anak laki-laki mengalami mimpi basah sedangkan pada anak perempuan mengalami
mestruasi/haid. Bagian lain dari alat perkembangbiakan pada anak perempuan
masih belum berkembang, sehingga belum mampu mengandung. Masa interfal ini
disebut “masa steril” pada saat remaja.
2.
Perubahan Fisik
Selama Masa Remaja
a.
Percepatan
pertumbuhan.
Banyak factor individual yang mempengaruhi jalanya pertumbuhan,
sehingga baik awal maupun akhir prosesnya terjadi secara berbeda-beda.
§ Bagi remaja laki-laki pertumbuhan berkisar antara usia 10,5-16
th.
§ Bagi remaja perempuan berkisar antara umur 7,5-11 th.
Puncak pertumbuhan dicapai pada umur 12th, yaitu bertambah 6-11cm.
b.
Proses
kematangan seksual
Ada tiga kriteria yang membedakan anak laki-laki dan anak perempuan
:
1.
Kriteria
kematangan seksual.
Mestruasi merupakan salah satu ciri kematangan seksual yang pokok,
yaitu diposisi untuk hami dan melahirkan. Selain itu, mestruasi juga merupakan
manifestasi yang jelas meskipun pada permulaanya terjadi pendarahan yang masih
sedikit.
Kriteria yang lebih jelas terdapat pada anak laki-laki. Proses
ejakulasi pada laki-laki permulaanya masih sangat sedikit, sehingga tidak
jelas.
2.
Permulaan
kematangan seksual.
Menstruasi merupakan tanda permulaan kematangan seksual dan terjadi
usia 13 tahun dengan penyebaran normal antara 10-16,5 tahun. Pada anak
laki-laki permulaan kematangan seksual baru terjadi selama kira-kira satu tahun
sesudah puncakpercepatan perkembangan (kurang lebih 14 tahun)
3.
Urutan
gejala-gejala kematangan
Pada anak wanita, kematangan dimulai dengan suatu tanda kelamin
sekunder dengan tumbuhnya payudara yang tampak dang bagian putting susu yang
sedikit mencuat. Hal ini terjadi pada usia antara 8 dan 13 tahun. Kemudian
menjelang menstruasi, jaringan pengikat di sekitarnya mulai tumbuh hingga
payudara mulai memperoleh bentuk yang sempurna.
Pada anak laki-laki, kemat6angan seksual dimulai dengan pertumbuhan
testis antara umur 9,5-13,5 tahun dan berkahir antara 13,5-17 tahun. Pada usia
kurang lebih 15-16 tahun, pada anak laki-laki maupun perempuan, pangkal
tenggorokan mulai membesar yang menyebabkan pita suara menjadi lebih panjang.
Pada anak laki-laki selain pertambahan berat karena karena pertumbuhan
kerangka, pertumbuhan dan penguatan urat daging dan otot-otot juga merupakan
penyebab yang penting.
3.)
Keragaman Perubahan Proporsi Tubuh
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fisik adalah sebagai berikut
1.
Pengaruh
Keluarga
Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor
keturunan, seorang anak dapat lebih tinggi dan panjang dari pada anak lainnya,
jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akan
membantu menentukan tercapai atau tidaknya perwujudan potensi keturunan yang
dibawa oleh si anak tersebut.
2.
Pengaruh Gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan lebih
tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai masa remajadibanding dengan
mereka yang memperoleh gizi buruk. Lingkungan dapat memberikan pengaruh
sedemikian rupa, sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan
di masa remaja.
3.
Gangguan
Emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan mengalami steroid
adrenal yang berlebihan, dan ini akan
menmbuat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar
pituitari. Bila hal itu terjadi, pertumbuhan awal remajanya akan terhambat dan
tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
4.
Jenis Kelamin
\Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebihb berat dari pada
perempuan, kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun, anak perempuan biasanya
akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat tubuhnya karena bentuk tulang dan
otot anak laki-laki memang berbeda dari anak perempuan.
5.
Status Sosial
Ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah
cenderung lebih kecil dari anak anak yang berasal dari keluarga yang status
sosialnya tinggi. Keluarga yang kaya akan dapat memenuhi kebutuhan primer
abhkan sekunder anak-anaknya. Sebaliknya, keluarga miskin tidak dapat memenuhi
kebutuhan primernya saja secara memadai.
6.
Kesehatan
Anakanak yang sehst dan jarang sakit akan memiliki tubuh yang lebih
berat dari pada anak yang sering sakit-sakitan. Kurangnya perawatann akan
membuat anak mudah terserang penyakit. Cara makan yang salah yang tanpa aturan
dan tanpa memperhatikan kesimbangan gizi dan vitamin akan memyebabkan tubuh
menjadi mudah sakit.
7.
Pengaruh Bentuk
Tubuh
Perubahn fisik selali disertai perubahan sikap dan perilaku.
Keadaan ini sering terjadi akibat sikap orang-orang di sekelilingnya dan
sikapnya sendiri dalam menanggapi perubahan fisik tersebut. Dalam masa remaja,
perubahan yang terjadi sangat mencolok sehingga dapat mengganggu keseimbangan
yang sebelumnya sudah terbentuk. Perilaku mereka mendadak menjadi sulit diduga
karena dan sering agak melawan norma dan nilai sosial yang berlaku. Oleh karena
itu, masa ini sering dinamakn sebagai masa negative atau pancaroba. Pada saat
irama pertumbuhan sedikit lambat dan
perubah tubuhnya telah sempurna maka akan terjadi proses keseimbangan kembali.
B.
Tahapan
Perkembangan Kognitif Usia Anak sekolah
Piaget memperkenalkan sejumlah ide
dan konsep untuk mendeskripsikan dan menjelaskan perubahan-perubahan logis yang
diamatinya pada anak-anak dan orang dewasa. Perkembangan kognitif dimulai dari
proses-proses berfikir secara konkrit sampai dengan yang lebih tinggi yaitu
konsep-konsep abstrak dan logis. Piaget
meyakini bahwa anak-anak secara alami memiliki keterkaitan terhadap
dunia dan secara aktif mencari informasi yang dapat membantu mereka memahami
dunia tersebut. Sebagai seorang pakar yang banyak melakukan penelitian tentang
tingkat perkembangan kemampuan kognitif manusia, piaget mengemukakan dalam
teorinya bahwa kemampuan kognitif manusia terdiri atas empat tahapan dimulai
dari lahir hingga dewasa. Tahap dan urutan berlaku untuk semua usia tetapi pada
saat seseorang mulai memasuki tahap tertentu tidak sama untuk setiap seseorang.
Adapun tahapan perkembangan kognitif piaget yakni: tahap Sensorimotor, tahap
pra operasi, tahap operasi konkret, dan tahap Formal.
1.
Tahapan
Sensorimotor
Pada tahapan
sensorimotor Piaget membagi tahap sensori motor dalam enam periode:
-
Refleks (umur 0-1 bulan). Tingkah laku bayi kebanyakan bersifat
refleks, spontan tidak sengaja, dan tidak terbedakan.Contoh: refleks menangis,
mengisap, menggerakkan tangan dan kepala, mengisap benda didekatnya, dan
lain-lain.
-
Kebiasaan (umur 1-4 bulan). Kebiasaan dibuat dengan dengan
mencoba-coba dan mengulang-ulang suatu tindakan.
Contoh: seorang bayi
mengembangkan kebiasaan mengisap jari. Awalnya ia tidak dapat mengangkat
tangannya ke mulut, lalu pelan-pelan mencoba dan akhirnya bisa. Setelah itu
menjadi lebih cepat melakukan kembali. Maka itu, terjadilah suatu kebiasaan
mengisap ibu jari.
-
Reproduksi kejadian yang menarik (umur 4-8 bulan). Pada periode
ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi objek apapun yang ada di
sekitarnya. Misal, diatas ranjang,seorang bayi diletakkan mainan yang akan
berbunyi jika talinya dipegang. Suatu saat ia main-main dan menarik tali itu.
Ia mendengar bunyi yang bagus dan ia senang. Maka, ia akan menarik tali itu
agar muncul bunyi yang sama.
-
Koordinasi skemata (umur 8-12 bulan). Seorang bayi mulai
membedakan antara sarana dan hasil tindakannya. Contoh: seorang bayi diberi
mainan tetapi letakknya jauh. Di dekatnya terdapat tongkat kecil dan dia akan
menggunakannya untuk menggapai mainan tersebut.
-
Eksperimen (umur 12-18 bulan). Mulainya anak memperkembangkan cara-cara
baru untuk mencapai tujuan dengan eksperimen. Contoh: anak diberi makanan yang
diletakkan di meja. Ia akan mencoba menjatuhkan makanan itu dan memakannya.
-
Representasi (umur 18-24 bulan). Seorang anak sudah mulai
menemukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan
eksternal tetapi juga dengan koordinasi internal dalam gambarannya. Misal:
Lauren mencoba membuka pintu kebun. Ia tidak berhasil karena pintu disangga
oleh sebuah kursi diseberangknya. Ia pergi di sisi lain dan memindahkan kursi
yang menghambat tersebut, padahal ia tidak melihat. Dari kejadian tersebut,
tampak jelas bahwa lauren dapat mengerti apabila penyebab pintu itu adalah
sesuatu yang berada dibelakang pintu tersebut, meskipun ia tidak melihat.
2.
Tahapan
pra operasi
Tahapan
pra operasi yang berlangsung dari usia 2 hingga 7 tahun merupakan tahapan kedua
menurut piaget. Dalam tahap ini anak-anak mulai mempresentasikan dunia dengan
menggunakan kata-kata bayangan dan gambar. Mereka membentuk konsep yang stabil
dan bernalar. Pada saat bersamaan dunia kognitif anak kecil didominasi oleh
egosentrisme dan keyakinan magis. Dalam label pra operasi memberi penekanan
bahwa anak belum melakukan operasi yaitu aktivitas mental yang dibalik yang
memungkinkan anak-anak membayangkankan hal-hal yang dulunya hanya dapat
dilakukan secara fisik. Pemikiran pra operasi adalah awal dari kemampuan
melakukan rekontruksi dalam pikiran terhadap hal-hal yang telah dicapai dalam
bentuk perilaku. Pada tahap ini dapat di bagi menjadi 2 sub tahapan yakni:
-
Sub tahapan fungsi simbolik.
Sub
tahap fungsi simbolik merupakan sub tahap pertama dari pemikiran pra operasi
yang terjadi antara usia 2 hingga 4 tahun.
Dalam
sub tahap ini anak kecil memperoleh kemampuan untuk membayangkan penampilan
objek yang tidak hadir secara fisik. Kemampuan ini seecara cepat dapat
memperluas mental anak. Anak-anak kecil menggunakan coretan-coretan untuk
mempresentasikan manusia, rumah, mobil, awan, dan sebagainya. Meskipun dalam
sub tahap ini anak-anak kecil sudah membuat kemajuan yang berarti pemikiran
mereka masih terbatas.
-
Sub tahapan pemikiran intuitif.
Sub
tahap berfikir intuitif adalah sub tahap kedua dari berfikir pra operasi dan
berlangsung ketika anak berusia 4 hingga 7 tahun. Pada sub tahap ini anak-anak
mulai menggunakan penalaran primitive dan ingin mengetahui jawab terhadap
segala jenis pertanyaa. Pada usia 4 tahun seseorang anak mulai mengembangkan
ide-idenya sendiri, namun idenya masih sederhan, dan ia belum tentu terlalu
baik dalam menyelesaikan masalah. Anak-anak memiliki kesulitan dalam memahami
peristiwa-peristiwa yang terjadi namun tidak dapat dilihatnya.
Fantasinya kurang memiliki kaitan dengan
realitas. Mereka belum mampu menjawab pertanyaan “Bagaimana seandainya?”. Pada
usia 5 tahun anak-anak akan membuat orang dewasa kelelahan karena banyak
mengajukan pertanyaan “mengapa”. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mendindinasikan
munculnya minat terhadap penalaran dan berusaha memahami mengapa berbagai hal
itu berlangsung. Oleh karena itu piaget sub tahapan ini disebut intuitif karena
anak-anak kecil tampak yakin terhadap pengetahuannya dan pemahamannya meskipun
mereka mengetahui hal-hal yang mereka ketahui.
3.
Tahapan
operasi konkret
Menurut
Piaget anak usia 7 tahun akan memasuki tahap operasi konkret dimana anak sudah
mampu berfikir rasional, seperti penalaran untuk menyelesaikan suatu masalah
yang konkret atau (actual) namun, bagaimanapun juga dalam kemampuan berfikir
mereka masih terbatas pada situasi nyata.
Pada
tahap operasional konkret ini anak memiliki kemajuan kognitif atau pemahamn
yang lebih baik dibandingkan dengan anak pada tahap pra-operasi dalam hal
hubungan spasial, kategorisasi, penalaran, dan konversi.
·
Hubungan spasial yakni pada tahap ini
anak mampu mengingat rute atau penunda jalan dengan baik dan rapat menghitung
jarak antara satu tempat lain dengan baik juga tanpa mengukur terlebih dahulu.
·
Kategorisasi yakni suatu kemampuan untuk
mengategorisasikan sesuatu sehingga dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan
logika anak.
·
Konservasi yakni anak mampu menyimpulkan
sesuatu tanpa melihat, mengukur ataupun menimbang objeknya secara langsung.
4.
Tahapan
operasi formal
Pada
tahapan operasi formal ini adalah anak sudah mampu berfikir abstrak dan logis
dengan menggunakan pola berfikir “kemungkinan”. Model berfikir ilmiah tipe
hipothotico-dedutive dan inductive sudah mulai dimiliki anak dengan kemampuan
menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa. Pada tahap ini kondisi
berfikir anak sudah dapat:
Ø Bekerja
secara efektif dan sistematis
Ø Menganalisis
secara kombinasi
Ø Berfikir
secara proporsional
Ø Menarik
generalisasi secara mendasar pada satu macam isi
Proses
belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensorimotor tentu akan berbeda
dengan proses belajar yang dialami oleh seorang anak pada tahap pra operasi,
dan akan berbeda pula dengan mereka yang suda berada tahap operasi konkret,
bahkan dengan mereka yang sudah berada pada tahap operasi formal. Secar umum
semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur dan
semakin abstrak cara berfikirnya. Guru seharusnya memahami tahap-tahap
perkembangan kognitif pada muridnya agar dalam merancang dan melaksanakan
proses pembelajarannya sesuai dengan tahap-tahap tersebut. Pembelajaran yang
diranvang dan dilaksanakan tidak sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
siswa tidak aka nada maknanya bagi siswa.
C. Tahapan Perkembangan Sosial
Emosional Usia Anak Sekolah
Ø
Tahapan Tugas Perkembangan Social Emosinonal
Anak
Tugas perkembangan social emosional anak usia 3-5
tahun sebagaimana yang diungkapkan dalam kelas yang berpusat pada anak sebagai
berikut:
1.
Anak usia 3 tahun diharapkan dapat:
§
Memilih teman bermain
§
Memilih interaksi social dengan anak lain
§
Berbagi
mainan, bahan ajar atau makanan
§
Meminta izin untuk memakai benda milik orang
lain
§
Mengekpresikan sejumlah emosi melalui tindakan
kta-kata atau ekspresi wajah
2.
Anak usia 3 tahun 6 bulan di harapkan dapat:
§
Menunggu atau menunda keinginan selama 6 menit
§
Menikmati kedekatan sementar dengan salah satu
teman bermain
3.
Anak usia 4 tahun diharapkan dapat:
§
Menunjukkan kebanggan terhadap keberhasilan
§
Membuat sesuatu karena imajinasi yang dominan
§
Memecahkan masalah dengan teman melalui proses
penggantian, persuasi, dan negosiasi.
4.
Anak usia 4 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:
§
Menunjukkan rasa percaya diri dalam mengerjakan
tugas
§
Menceritakan kejadian atau pengalaman yang baru
berlalu
§
Lebih menyukai ditemani teman sebaya
dibandingkan orang dewasa
§
Menyatakan alasan untuk perasaan orang lain
5.
Anak usia 5 tahun diharapkan dapat:
§
Memilih beberapa kawan, mungkin 1 sahabat
§
Memui memberi semangat atau menolong orang lain
6.
Anak usia 5 tahun 6 bulan diharapkan dapat
dapat:
§
Mencari kemandirian lebih banyak
§
Seringkali puas, menikmati berhubungan dengan
anak lain meski pada saat kris muncul
§
Menyatakan pernyataan-pernyataan positif
mengenai keunikan dan keterampilan
§
Berteman secara mandiri.
Ø
Tahapan Perkembangan Sosial Emosional
Menurut Eriskon ada 4 tahap perkembangan
social emosional yakni:
1)
Tahap pertama usia 0 sampai dengan 18 bulan
terjadi antara kelahiran sampai usia satu tahun dan merupakan tingkatan paling
dasar dalam hidup.
2)
Tahap kedua usia 18 bulan sampai dengan 3 tahun
terjadi selama masa awal kanak-kanak dan berfokus pada perkembangan besar dari
pengendalian diri.
3)
Tahap ketiga usia 3 sampai dengan 5 tahun
terjadi anak yang berhasil dalam tahap ini merasa mampu dan kompten dalam
memimpin orang lain. Adanya peningkatan rasa tanggung jawab dan prakarsa.
4)
Tahap ke empat usia 6 sampai dengan pubertas
anak mulai interaksi social, anak mulai mengembangkan perasaan bangga terhadap
keberhasilan dan kemampuan mereka. Anak yang didukung dan di arahkan oleh orang
tua dan guru membangun perasaan yang kompeten dan percaya dengan keterampilan
yang dimilikinya.
Ø
Faktor Perkembangan Sosial Emosional
Perkembangan emosional anak tidak selamanya
stabil. Banyak factor yang memengaruhi stabilitas emosi dan kesanggupan sosial
anak, baik yang berasal dari anak itu sendiri maupun berasal dari luar dirinya.
Berbagai factor yang memengaruhi
perkembangan emosi anak.
a.
Keadaan di dalam individu
Keadaan individu seperti usia, keadaan fisik, intelegensi, peran seks dan
lain-lain (Harlock) dapat mempengaruhi perkembangan individu. Hal yang cukup menonjol terutama berupa cacat
tubuh atau apapun yang dianggap oleh diri anak sebagai kekurangan akan sangat
memengaruhi perkembangan emosinya.
b.
Konflik-konflik dalam proses perkembangan
Di dalam menjalani fase-fase perkembangan tiap anak harus melalui
beberapa macam konflik yang pada umumnya dapat dilalui dengan sukses, tetapi
ada juga anak yang mengalami gangguan atau hambatan dalam menghadapi
konflik-konflik ini.
c.
Sebab-sebab yang bersumber dari lingkungan
Anakanak hidup dalam 3 macam lingkungan yang mempengaruhi perkembangan
emosinya dan kepribadiannya. Ketiga factor yang berpengaruh terhadap
perkembangan tersebut adalah:
1)
Lingkungan Keluarga
2)
Lingkungan Sekitarnya
3)
Lingkungan Sekolah
Ø
Prinsip Perkembangan Sosial Emosional
Pembelajaran yang berbasis Developmentally Appropriate Practice (DAP)
memiliki beberapa prinsip yang dapat digunakan dalam usaha untuk pengembangan
anak termasuk dalam pengembangan social emosional anak. Prinsip tersebut adalah
sebagai berikut:
ü
Semua aspek perkembangan pada anak saling
terkait.
ü
Perkembangan terjadi dalam urutan yang relative
teratur
ü
Perkembangan berlangsung secara bervariasi
ü
Pengalaman awal anak sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anak
ü
Perkembangan mengaruh ke hal yang kompleks
ü
Perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai
erkonteks
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
Ditulis Oleh : hendrasetiawan45.blogspot.comTutrorial Css Template
Sobat sedang membaca artikel tentang Makalah Psikologi Perkembangan "Tahapan Perkembangan Fisik, Kognitif, Sosial Emosional Masa Usia Anak Sekolah”. Oleh Admin, Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini. Silakan di rubah dan sesuwekan sesuka selera sobat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Kritik dan Saran untuk blog ini agar lebih bermanfaat untuk kalian