RESUME
MAKALAH
“OBJEK
PENDIDIKAN DAN MENUNTUT ILMU”
(At-Taubah ayat 122 dan An-Nisa’
ayat 170)
DOSEN
PENGAMPU
Hamidatun
Nihayah, M.Th I
Disusun Oleh :
1.
HENDRA SETIAWAN (201955010104891)
KELAS 2D
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH
IAI SUNAN
GIRI BOJONEGORO
2019/2020
A.
Asbabun Nuzul
Allah menjelaskan dalam
surat At Taubah ayat 122 ini bahwa pada waktu itu ada orang-orang yang tidak berangkat ke medan
perang. Mereka tidak berangkat perang karena sibuk mengajarkan agama kepada
kaumnya di daerah Badui (pedalaman).Melihat kejadian itu, orang-orang munafik
berkomentar, "Sungguh masih ada orang-orang yang tertinggal di
daerah-daerah pedalaman, maka celakalah orang-orang pedalaman itu."
Kemudian turunlah surat ini (At-Taubah ayat 122) yang menjawab komentar orang-orang munafik tersebut. "Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang)."(Q.S At-Taubah ayat 122).
Kemudian turunlah surat ini (At-Taubah ayat 122) yang menjawab komentar orang-orang munafik tersebut. "Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang)."(Q.S At-Taubah ayat 122).
B.
Penafsiran
a.
Menurut Tafsir
Al Misbah
Anjuran yang demikian gencar, pahala yang demikian besar bagi yang
berjihad serta kecaman yang sebelumnya di tujukan kepada yang enggan,
menjadikan kaum beriman berduyun-duyun
dan penuh semangat maju kemedan juang. Ini tidak pada tempatnya ,karena ada
arena perjuangan lain yang harus di pukul.
Ayat ini menuntun kita bahwa kaum muslimin untuk membagi tugas
dengan menegaskan bahwa tidak sepatutnya bagi orang- orang mukmin yang selama
ini dianjurkan agar bergegas menuju medan perang pergi semua ke medan perang
sehingga tidak tersisa lagi yang melaksanakan tugas –tugas yang lain.
b. Menurut Tafsir Al Maraghi
Tidaklah
patut bagi orang-orang Mu’min dan juga tidak dituntut supaya seluruhnya
berangkat menyertai setiap utusan perang yang keluar menuju medan perjuangan.
Karena perang itu sebenarnya fardhu kifayah yang apabila dilaksanakan oleh
sebagian maka gugurlah yang lain, bukan fardhu wajib, apabila rasul sendiri
keluar dan mengarahkan kaum Mu’min menuju medan perang.
Kewajiban
Mendalami Agama dan Kesiapan Untuk
Mengajarkannya
Mengapa tidak segolongan saja, atau sekelompok kecil aja yang
berangkat ke medan tempur dari tiap-tiap golongan besar kaum Mu’min, seperti
penduduk suatu negeri atau suku, dengan maksud supaya orang –orang Mu’min
seluruhnya dapat mendalami agama mereka. Yaitu, dengan cara orang yang tidak
berangkat dan tinggal di kota (Madinah) berusaha keras untuk memahami agama
yang wahyu-Nya turun kepada Rasulullah SAW hari demi hari berupa ayat-ayat,
maupun yang berupa tersebut, baik dengan perkataan atau perbuatan. Dengan
demikian maka diketahuilah hukum beserta hikmahnya, dan menjadi jelas hal yang
masih mujmal dengan adanya perbuatan nabi tersebut. Di samping itu orang yang
mendalami agama memberi peringatan kepada kaumnya yang pergi perang menghadapi
musuh, apabila mereka telah kembali ke dalam kota.
c.
Menurut Tafsir
Ibnu Kasir
Dapat
pula ditakwilkan bahwa ayat ini merupakan penjelasan dari apa yang dimaksud
oleh Allah Swt. sehubungan dengan keberangkatan semua kabilah, dan sejumlah
kecil dari tiap-tiap kabilah apabila mereka tidak keluar semuanya (boleh tidak
berangkat). Dimaksudkan agar mereka yang berangkat bersama Rasul Saw.
memperdalam agamanya melalui wahyu-wahyu yang diturunkan kepada Rasul.
Selanjutnya apabila mereka kembali kepada kaumnya memberikan peringatan kepada
kaumnya tentang segala sesuatu yang menyangkut musuh mereka (agar mereka waspada).
Dengan demikian, maka golongan yang tertentu ini memikul dua tugas sekaligus.
Tetapi sesudah masa Nabi Saw., maka tugas mereka yang berangkat dari
kabilah-kabilah itu tiada lain adakalanya untuk belajar agama atau untuk
berjihad, karena sesungguhnya hal tersebut fardu kifayah bagi mereka.
d.
Kesimpulan dari ketiga
Hadist
Ayat ini
menuntun kita bahwa kaum muslimin untuk membagi tugas dengan menegaskan bahwa
tidak sepatutnya bagi orang- orang mukmin yang selama ini dianjurkan agar
bergegas menuju medan perang pergi semua ke medan perang sehingga tidak tersisa
lagi yang melaksanakan tugas –tugas yang lain dan bahwa pada waktu itu ada orang-orang yang tidak berangkat ke medan
perang. Mereka tidak berangkat perang karena sibuk mengajarkan agama kepada
kaumnya di daerah Badui (pedalaman)
2.
QS. An-Nisa Ayat 170
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءكُمُ الرَّسُولُ بِالْحَقِّ مِن رَّبِّكُمْ فَآمِنُواْ
خَيْرًا لَّكُمْ وَإِن تَكْفُرُواْ فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ
وَالأَرْضِ وَكَانَ اللّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
1. Bunyi Ayat
dan Terjemahannya
Artinya: “Wahai manusia sesungguhnya telah dating
rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka
berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jikakamu kafir, (maka
kekafiran itu tidak mrugikan sedikit pun kepada Allah) karena sesungguhnya apa
yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
2. Penafsiran
a. Menurut Tafsir Al Misbah
Menegaskan
tentang kesaksian Allah swt dan malaikat tentang kebenaran al quran , melalui
ayat ini di uraikan tentang sikap, keadaan ,dan kesudahan orang- orang yang
menolak kebenaran wahyu- wahyu illahi itu dengan menegaskan bahwa sesungguhya
orang- orang kafir yang menutupi kebenaran wahyu- wahyu Allah swt yang
sebenarnya telah jelas kebenarannya bagi mereka dan menghalang- halangi orang
lain dari jalan Allah, dengan jalan memutarbalikkan fakta serta menyebarluaskan
kebohongan , benar- benar telah sesatdari jalan yang benar , bukan hanya
kesesata biasa yang mudah diluruskan, tetapi kesesatan yang jauh.
Yang di maksud kesesatan jauh adalah
kekufuran.Sesat adalah kehilangan jalan sehingga tidak mengetahui arah yang
benar. Kesesatan itu adalah kesesatan yang jauh, sehingga ia mengesankan yang
bersangkutan berada dalam satu posisi yang sangat sulit.
b.
Menurut Tafsir Al
Maraghi
Setelah Allah SWT
memberi hujjah kepada ahli kitab dan menolak keraguan dan usul mereka yang
sembrono dan bersifat menentang, maka beralihlah pembicaraan Allah ditujukan
kepada umat manusia seluruhnya.Maka, mereka diperintahkan supaya
beriman.Sesudah itu, Allah katakan pula janji-Nya atas amal kebaikan dan
ancaman-Nya terhadap perbuatan jahat, yakni sebagai isyarat, bahwa alasan telah
cukup jelas, dan hujjah tak bisa lagi dibantah.
Jadi, tidak tersisa lagi alasan apapununtuk tidak mau
atau menghalangi orang lain yang akan mengikuti seruan Nabi dan menerima
kebenaran dari Rasul yang mulia ini.
c.
Menurut Tafsir Ibnu
Kasir
Telah datang Nabi Muhammad SAW, kepada kalian dengan membawa hidayah,
agama yang hak, berimanlah kalian kepada apa yang didatangkannya kepada kalian
dan ikutilah dia, niscaya hal itu baik bagi kalian.
Dengan kata lain, Dia tidak memerlukan kalian dan iman kalian, dan Dia tidak
terkena mudarat karena kekafiran kalian. Perihalnya sama dengan makna ayat
lain, yaitu terhadap orang yang berhak memperoleh hidayah dari kalian, maka Dia
memberinya hidayah, dan terhadap orang yang berhak mendapat kesesatan, lalu Dia
menyesatkannya yaitu dalam semua ucapan, perbuatan, syariat, dan takdirNya.
d. Kesimpulan dari ketiga Hadist
Menegaskan tentang kesaksian Allah swt
dan malaikat tentang kebenaran al quran melalui ayat ini di uraikan tentang sikap, keadaan ,dan kesudahan orang-
orang yang menolak kebenaran wahyu- wahyu illahi itu dengan menegaskan bahwa
sesungguhya orang- orang kafir yang menutupi kebenaran wahyu- wahyu
Allah swt yang sebenarnya telah jelas kebenarannya bagi mereka dan menghalang-
halangi orang lain dari jalan Allah, dengan jalan memutarbalikkan fakta serta
menyebarluaskan kebohongan , benar- benar telah sesatdari jalan yang benar ,
bukan hanya kesesata biasa yang mudah diluruskan, tetapi kesesatan yang jauh.
Ditulis Oleh : hendrasetiawan45.blogspot.comTutrorial Css Template
Sobat sedang membaca artikel tentang Tugas Resume Tafsir Tarbawi. Oleh Admin, Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini. Silakan di rubah dan sesuwekan sesuka selera sobat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Kritik dan Saran untuk blog ini agar lebih bermanfaat untuk kalian